Ryan Reynolds, aktor film (Green Lantern, Deadpool), pernah mengatakan ini: “When you have expectations, you are setting yourself up for disappointment.” Rasanya banyak orang yag setuju dengan Reynolds. Ekspektasi atau harapan barangkali baik untuk menetapkan tujuan. Tetapi memeganginya dengan kaku hanya akan menimbulkan kekecewaan. Namun tetap saja banyak orang melakukannya. Berpegang pada ekspektasinya sendiri dalam banyak hal, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain. Yohanes Pembaptis pun tak luput dari perangkap ini.
Di dalam tahanan, Yohanes Pembaptis resah mendengar bagaimana sepak-terjang Yesus, yang tidak sesuai dengan visi dan ekspektasinya sendiri. Ia tidak mengerti dan menjadi ragu sehingga mengirimkan muridnya untuk bertanya langsung kepada-Nya: “ Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain? ” (Mat. 11:3). Jawab Yesus sederhana: lihatlah pada kenyataan yang ada. “Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat…” (Mat. 11:4)
Relasi dengan Tuhan bukan berarti mengharapkan bahwa IA akan menuruti kehendak dan keinginan kita. Yang sebaliknyalah yang mestinya terjadi. Maka menyambut kedatangan-Nya berarti pertama-tama bersedia untuk menyesuaikan visi, ekspektasi dan dambaan kita dengan visi dan kehendak Tuhan, betapa pun sulit atau beratnya.
PWS
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.