Hidup kadang menghadapkan kita dengan situasi sulit seperti Maria. Dalam konteks agama dan sosialnya waktu itu, apa yang dihadapi Maria (hamil sebelum nikah) bukan saja membuatnya tidak nyaman namun juga membawanya pada bahaya. Yang menarik, Maria menghadapi semua itu dalam konteks panggilannya. Jadi, panggilan Tuhanpun kadang bisa menghadapkan kita pada situasi sulit seperti Maria.
Pertanyaannya, bagaimana bisa memuliakan Tuhan dalam situasi seperti itu? Bagaimana bisa bergembira? Kata kuncinya adalah iman! Mari kita perhatikan ungkapan Maria: “…dan hatiku bergembira karena Allah Juruselamatku,…” (Lukas 1:47). Maria memuliakan Tuhan, ia bergembira bukan karena situasi hidupnya yang sulit, tetapi karena imannya bahwa Allah adalah Juruselamatnya. Dan peristiwa Natal meneguhkan apa yang menjadi keyakinan Maria.
Saudara, saat ini kita memasuki adven 4. Natal semakin dekat. Mungkin Natal tahun ini menghadapkan anda pada situasi hidup sulit. Mungkin ini adalah Natal pertama yang anda rayakan tanpa kehadiran suami atau isteri yang anda kasihi, atau tanpa kehadiran orangtua atau anak yang anda kasihi. Mungkin anda juga sedang berada dalam pergumulan berat. Hidup kadang seperti itu.
Tetapi, jangan sampai situasi hidup merampas sukacita anda. Dalam iman akan peristiwa Natal kita meyakini bahwa Allah adalah Juruselamat kita. Ia adalah Imanuel, Allah yang menyertai kita, yang mengerti akan pergumulan kita, yang ikut bersama kita menghadapi berbagai pergumulan hidup. Mari bersama Maria kita memuliakan Tuhan dan bergembira, karena Allah adalah Juruselamat kita. Bawalah berita sukacita ini kepada siapapun yang sedang menghadapi pergumulan hidupnya. Ingatkan mereka akan kehadiran Allah dalam hidup mereka selamanya. Kiranya sukacita Natal senantiasa hadir di masa penantian kita. Tuhan memberkati kita semua!
RDj
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.