Mengendalikan Lidah, Membangun Kehidupan

Amsal 1:20-33; Mazmur 19; Yakobus 3:1-12; Markus 8:27-38

Belum ada komentar 757 Views

Mulutmu, harimaumu, ungkapan yang sudah sering kita dengar. Ungkapan itu dipakai sebagai peringatan agar setiap orang berhati-hati dengan lidahnya. Kekuatan lidah begitu dahsyat untuk membangun dan sekaligus menghancurkan kehidupan bersama. Dalam pengalaman hidup berbangsa kita mengenal yang disebut provokator, seseorang yang hanya dengan kata-katanya dapat membuat permusuhan dan kebencian makin tajam, menusuk sesama dan memakan korban, merusak kebersamaan.

Atas kekuatan lidah yang dahsyat itulah, Yakobus menasihatkan agar lidah dikendalikan maka engkau dapat membangun kehidupan. Pengendalian lidah, memaksimalkan telinga. Pengendalian lidah bukan membungkamkan kata tetapi mengelola setiap kata menjadi bermakna dalam hidup bersama. Mengelola setiap kata dalam pertimbangan dan kebijaksanaan.

Mengelola dan memertimbangkan adalah 2 hal wajib yang perlu dilakukan sebelum berkata-kata. Tindakan tersebut menjadi saringan awal agar kita semakin bertanggungjawab atas setiap kata dan karya kita. Mendorong dan membentuk kita menjadi pribadi yang dapat dipercaya. Pribadi yang berintergritas, menyatukan kata dan perbuatan. Mari kita mengelola tiap kata yang kita ucapkan dalam persekutuan dan kehidupan ini dengan bijaksana agar kehidupan dibangun dalam cinta kasih.

dva

Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.

Arsip kategori Khotbah Minggu
  • DIA ADA saat kita merespon
    Lukas 3:1-6
    Semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan (Lukas 3:6) Akhir-akhir ini orang semakin suka melihat tayangan singkat di...
  • DIA ADA Saat Kita Menanti
    Lukas 21:25-36
    Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu (Luk 21:36a). Akhir-akhir...
  • Rayakan Yesus
    Yohanes 18:33-37
    Hari raya Kristus Raja adalah perayaan yang ditetapkan oleh gereja Katolik Roma pada tahun 1925 oleh Paus Pius XI....