Judul “Siap Untuk Hidup” saya angkat dari kisah kecil yang sangat menarik sebab kita semua berkepentingan
Banting Stir
Menjelang Perang Dunia II, hiduplah Jane Whyte, janda dari Alexander, seorang pengkhotbah Skotlandia yang terkenal. Jane merasa frustrasi ketika melihat dunia saat itu. Situasi politik, moral, dan sosial tidak lagi memberi harapan baik. Negara-negara berusaha berlomba-lomba memproduksi senjata perang. Tampaknya perang besar akan terjadi. Baginya tidak ada lagi alasan untuk hidup.
Pada suatu jamuan makan malam, ia duduk di samping seorang pria yang dikenalnya. “Apakah yang saat ini begitu membebani pikiran Anda?” tanya pria itu. “Saya siap untuk mati,” jawab Nyonya Whyte. “Mengapa tidak siap untuk hidup?” tanya pria itu. Pertanyaan itulah yang menyebabkan semangat Jane bangkit kembali. Sejak itu, ia mulai melihat bahwa Allah ingin ia hidup dan menjangkau sesama bagi-Nya. Sikapnya berubah, dan dalam waktu singkat ia memimpin tim kebangunan rohani dalam suatu misi ke Jenewa, Swiss. Perjalanan itu menjadi berkat bagi kehidupan banyak orang.
LIFE IS FILLED WITH MEANING AS SOON AS JESUS CHRIST ENTERS INTO IT. (Stephen Neill)
Allah Yang Hidup, Mencintai Kehidupan
Ketika Kristus, Sang Terang yang sejati, bertindak mengarah ke dunia, saat itu Dia menghadapi situasi dunia yang sangat suram. Dalam Lukas 1:77 disebutkan bahwa umat-Nya berdosa, belum lagi umat manusia pada umumnya. Dalam Lukas 1:79 disebutkan bahwa manusia diam dalam kegelapan dan naungan maut. Bagi pihak Tuhan, sebenarnya jauh lebih mudah dan singkat jika umat manusia dibasmi atau disikat saja, habis perkara. Tapi apa yang kita baca di Lukas 1:78?
- Allah justru menghadapi manusia dengan rahmat dan belas kasihan-Nya.
- Allah lebih memilih jalan kehidupan untuk manusia, ketimbang jalan kematian. Karena itu Allah akan melawat manusia bagaikan Surya Pagi dari tempat yang tinggi.
- Manusia yang diam di dalam kegelapan dan berada di dalam naungan maut justru disinari dengan sinar ilahi-Nya.
- Umat manusia diarahkan kakinya ke jalan damai sejahtera.
Sesungguhnya semua ini merupakan Berita Natal, dan bahkan Injil Surgawi untuk seluruh umat manusia. Bilamana saat ini ada orang yang sedang tidak mempunyai kuasa untuk keluar dari penderitaannya, atau tidak berpengharapan lagi memandang masa depannya, sambutlah Berita Natal dan Injil Surgawi itu.
THE LORD IS CLOSER THAN A BREATH AND EVERY PRAYER OF THE HEART, HE HEARS AND RESPONDS TOO.
Milikilah Hidup Baru di Dalam Kristus
Jiwa kita patut bersukacita ketika dinyatakan bahwa Tuhan sang Surya Pagi itu melawat kita. Mengapa jiwa kita bersukacita?
Sebab sang Surya Pagi menyinari dan menerangi, memerangi serta mengusir kegelapan hidup ini. Surya Pagi akan mengubah hidup dalam naungan maut menjadi hidup kokoh kuat dalam perlindungan Kristus.
Di dalam kenyataan, Yesus Kristus diutus Allah untuk memasuki dunia yang sudah dirusak oleh dosa. Itulah utusan berdasarkan kasih, yang diutus itu kasih adanya, bertujuan untuk mewujudkan kasih, menggunakan cara-cara kasih, dan… mengikutsertakan para pembawa kasih yang andal.
Tidak menjadi masalah jika kuantitas masih belum memadai, yang penting kualitasnya. Sebab Allah selalu menghargai kualitas, bukan kuantitas. Dan bila kualitas kasih terus dipertahankan serta ditingkatkan, maka kemuliaan Kerajaan Allah akan menjadi semakin nyata di dunia yang digelapkan oleh dosa ini.
Lalu, siapakah yang menjadi sasaran utama kasih Allah? Mungkin kita tidak akan menduga dan merasa tidak rela. Alkitab menginformasikan bahwa sasaran utama kasih Allah adalah para pendosa, bahkan para pendosa besar. Hal itulah yang membuat para pemimpin agama waktu itu memusuhi Yesus. Padahal seharusnya hal itu membuat kita bernapas lega, sebab seandainya kita “kebetulan” seorang pendosa besar, itu berarti bahwa kita termasuk di dalam jaring kasih-Nya. Termasuk di dalam rencana keselamatan Allah. Dalam hal ini, jangan ada di antara kita yang berpikir bahwa jika para pendosa besar saja terampuni, terlebih lagi kita (yang masih lebih baik daripada mereka). Anggapan seperti ini tidak cocok dengan ajaran Tuhan. Sebab Tuhan lebih menyukai manusia yang merasa paling besar dosanya (seperti ungkapan Rasul Paulus dalam I Timotius 1:15, “… dan di antara mereka akulah yang paling berdosa”). Orang yang merasa paling besar dosanya tetapi diampuni oleh Kristus, adalah penerima anugerah Tuhan terbesar pula. Sesungguhnya setiap anak Tuhan diperbolehkan merasa sebagai orang yang paling dicinta oleh Tuhan, sebab merasa paling besar dosanya tetapi dilimpahi banyak berkat dari Tuhan. Jika semua anak Tuhan merasa seperti itu, betapa indahnya hidup kita ini.
J-E-S-U-S CAN’T BE SPELLED WITHOUT U, BECAUSE U ARE THE REASON HE GAVE HIS LIFE ON THE CROSS.
Jangan Berhenti Sampai di Situ
Kita sudah menerima rahmat dan belas kasihan-Nya, sudah dilawat dan disinari, tapi jangan kita lupa bahwa kaki kita juga diarahkan ke jalan damai sejahtera. Ketahuilah bahwa hidup dalam damai sejahtera baru akan penuh dan utuh bilamana kita berada dalam hubungan dengan sesama kita. Karena itu setiap kesempatan yang baik harus kita manfaatkan seoptimal mungkin. Bahkan kita dipanggil untuk dapat menciptakan kesempatan baik, membawa damai sejahtera di tempat kita masing-masing. Maukah Anda menjadi saksi Terang Kristus yang menghasilkan damai sejahtera? Dengan demikian Anda juga memberkati dunia ini, sebab Anda sudah menjadi kepanjangan Tangan Kristus!
• Pdt. Em. Daud Adiprasetya
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.