Dalam injil Matius, ‘terang’ itu mempunyai pengertian yang spesifik, yaitu: perbuatan baik kita yang memuliakan Bapa yang di Sorga (bdk. Mat. 5:16). Tentu ‘terang’ itu tidak menyala dengan sendirinya. Selalu dibutuhkan ‘minyak’, yaitu energi untuk menyalakan ‘terang’. Dengan demikian, gadis yang membawa ‘minyak’ itu adalah mereka yang mempunyai cadangan energi untuk menjaga terang itu tetap menyala.
Dalam hidup ini, ada banyak hal yang bisa memudarkan bahkan mematikan segala perbuatan baik kita. Nah, apakah anda mempunyai cukup cadangan energi untuk menjaga ‘terang’ yaitu perbuatan baik anda tetap menyala? Lalu apakah ‘minyak’ yang menjadi cadangan energi itu? Ada orang yang mengartikan ‘minyak’ itu sebagai Firman Tuhan. Ada juga yang mengartikan sebagai Roh Kudus. Tetapi bagi saya, ‘minyak’ itu adalah KASIH.
KASIH adalah energi yang menggerakkan seluruh aktivitas dalam Kerajaan Allah. Melaluinya, perbuatan baik kita menyala menerangi kegelapan bumi ini. Hidup berjaga-jaga adalah hidup di dalam kasih. Kasih yang selalu membuahkan perbuatan baik. Ketika kita tidak mampu lagi untuk mengasihi, ketika kebencian menyeruak hadir dalam hidup kita, maka berhati-hatilah, karena ‘minyak’ kita mulai habis.
Karena itu jangan biarkan kebencian hadir. Teruslah belajar mengasihi siapapun. Jangan sampai kita kehilangan kasih dan kepedulian kita pada sesama. Sebelum Yesus menceritakan perumpamaan ‘gadis yang bodoh’ ini, Ia terlebih dahulu mengingatkan kita, bahwa kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin (Mat. 24:12). Apakah pelita kita masih menyala? Apakah kasih masih menjadi energi hidup kita?
rdj
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.