“Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.” Demikianlah perkataan Tomas ketika merespon pengalaman sukacita murid-murid yang lain berjumpa dengan Yesus yang bangkit. Menyakini berita tentang orang mati yang kemudian bangkit dan menampakkan diri, bukanlah suatu berita yang mudah diterima. Tomas ingin membuktikannya sendiri, ia ingin punya pengalaman yang sama yaitu berjumpa dengan Yesus yang bangkit bukan sekadar apa kata orang. Ia ingin mengalami untuk dapat memercayai berita tersebut.
Kita pun sering mengalami hal yang sama, ingin dimantapkan untuk dapat menyakini sesuatu. Kita memang seringkali mengandalkan panca indera kita untuk membuktikan sesuatu, tetapi bukankah memang itulah yang Allah berikan agar kita dapat berproses dari semua pengalaman hidup ini dengan bijak? Maka kita tidak perlu melihat keraguan Tomas sebagai bentuk kegagalan dari keberimanannya kepada Yesus yang bangkit. Keraguan Tomas adalah sebuah proses untuk mengalami keajaiban Tuhan yang kemudian mengubahnya menjadi percaya, yakin teguh. Yesus pun merespon keraguan Tomas dengan cinta-Nya, Ia mengizinkan Tomas untuk dapat melakukan apa yang pernah dikatakannya. Dan diakhir proses itu, Tomas berseru ; : “Ya Tuhanku dan Allahku! Ia yang ragu kini menyatakan pengakuannya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Allahnya.
Dalam hidup ini bukankah kita pernah atau bahkan sering merasakan keraguan yang sama seperti Tomas. Di tengah keraguan yang kita rasakan, Yesus tetap membimbing kita untuk percaya. Entah anda masih ragu atau anda sudah sangat yakin betul, Yesus tetap berjalan dan membimbing kita untuk melihat karya keajaiban-Nya atas dunia yang IA kasihi. Biarlah keraguanmu berakhir dengan keyakinan di dalam kuasa Yesus yang bangkit, kuasa yang mampu meneguhkan keraguanmu.
dva
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.