Konon kabarnya, ibadah kita sekarang ini semakin rumit. Ada persyaratan tertentu yang harus dipenuhi umat dan apalagi pemimpin ibadah sebelum mereka datang menghadap Tuhan. Dari cara berpakaian tertentu, pemahaman tentang warna warni liturgis, cara dan intonasi membaca Alkitab, kemampuan menyanyi terutama Mazmur dan banyak lainnya.
Tentu semuanya itu baik. Menghadap Tuhan memang tidak bisa asal-asalan. Menghadiri undangan seorang sahabat saja, kita perlu mematut diri dan kadang menghabiskan uang untuk ke salon. Apalagi menghadap Tuhan! Nampaknya jemaatpun setuju dengan kerumitan ibadah ini. Hal ini nampak dari kekritisan jemaat menyoroti soal cara berpakaian, kemampuan membaca dan menyanyi bahkan kesiapan seluruh pendukung ibadah termasuk semua peralatan elektronik.
Tetapi pernahkah kita melihat ke dalam diri kita, ke dalam keseharian kita? Sikap hidup dan perilaku kita? Tanpa meremehkan segala kerumitan ibadah yang saya katakan tadi, yang paling penting buat Tuhan adalah sikap hidup seseorang! Berbicara soal ibadah korban dalam PL, Nabi Mikha mengatakan: yang penting bukan korban bakaran, bukan kualitas domba korban dan segala macam minyak yang dipakai dalam ibadah korban (Mikha 6:6-7). Yang penting adalah: BERLAKU ADIL, MENCINTAI KESETIAAN DAN HIDUP DENGAN RENDAH HATI DI HADAPAN ALLAHMU! (Mikha 6:8).
Mari kita kritis terhadap diri kita sendiri. Mempersiapkan diri sebelum menghadap Tuhan. Mari kita datang menghadap Tuhan dengan membawa sikap hidup kita yang adil, setia dan rendah hati. Semoga Tuhan berkenan atas segala ibadah kita.
(rudjak)
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.