Bintang Rock Metal Kondang asal Amerika, Marylin Manson alias Brian Warner yang menyebut dirinya “maha bintang antikris” konon adalah remaja Kristen yang kurang mendapat perhatian. Alkisah ketika kaum muda gereja mengadakan refreshing bersama di sebuah taman hiburan, tak seorangpun menemaninya atau mengajaknya bicara. Hal itu membuatnya merasa dikucilkan, dan tidak dipedulikan dalam komunitasnya. Akhirnya Ia memilih meninggalkan gereja karena kecewa.
Kisah Marylin berbeda dengan 4 orang Kusta dalam pembacaan minggu ini. Mereka bisa disebut komunitas kecil yang tersisihkan karena berpenyakit kusta. Perlakuan yang diterima sangat diskriminatif, saat Benhadad raja Aram menyerang kota Samaria, ibu kota Israel. Ke empat orang kusta dibiarkan tinggal diluar tembok. Sebagai manusia, mungkin mereka kecewa atau bisa saja sakit hati. Di luar dugaan, mereka tidak menyimpan sakit hati dan dendam. Sikap dan perlakuan mereka terhadap warga kota membuktikannya. Meskipun jasmani mereka sakit kusta, rohani mereka tak ikut sakit. Mereka justru menjadi komunitas kecil yang peduli terhadap kebenaran dan kebutuhan orang lain.
Si Kusta tidak berdiam diri di tengah kelimpahan dan kenikmatan. Saat mereka dapat makan kenyang, mereka ingat kerabat dan bangsanya didalam kota yang sedang mengalami kelaparan. Kabar baik tentang berlimpah makanan di luar tembok segera disampaikan tanpa menunda waktu pagi. Peduli akan perintah dan larangan Tuhan membuat mereka mampu berbagi.
Apakah Kepedulian si kusta, juga telah menjadi kepedulian kita ? Peduli bukan karena siapa kita atau siapa mereka tetapi karena kebenaran yang diyakini dan diwartakan sebagai visi dan misi kita. Hari ini adalah hari khabar baik, tidak baik kalau tinggal diam saja (ayat 9 b).
Beritakan kepada sesama yang membutuhkan dengan tindakan nyata.
LS
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.