Saat makan siang bersama anak saya Andrea bercakap-cakap dengan seorang temannya.
A: Agamamu apa?
T: Papaku Kristen, Mamaku Yahudi. Agamamu apa?
A: Aku Kristen.
T: Kristen apa?
A: Kristen, ya Kristen. Kamu sendiri, Kristen atau Yahudi?
T: Aku Yahudi.
A: Mengapa kamu tidak Kristen?
T: Kamu tidak boleh memaksa orang menjadi Kristen. Itu melanggar hukum.
A: Saya hanya bertanya, koq!
Pernyataan itu merupakan salah satu alasan yang membuatnya agak ragu untuk berdoa sebelum makan siang di sekolahnya. Dia bertanya, “Mami, apakah jika saya berdoa sebelum makan di depan mereka saya melanggar hukum juga?”
Iman yang hidup bukanlah iman yang selalu prima dalam keadaan selalu percaya kepada Tuhan. Paulus sendiri mengalami bagaimana ia mendukung pergumulan Timotius, anaknya yang kekasih. Ada kalanya Timotius menangis, malu, takut, bingung, dan menderita. Namun imannya menjadi hidup karena di dalam keraguan, ia diingatkan tentang Tuhan yang memelihara. Dalam ketakutan dan penderitaannya, ia belajar percaya Kristus yang menguatkan. Bahkan dalam sedih dan bingung, ia belajar berharap dan menanti penghiburan Tuhan. Apakah iman saudara hidup?
“We are saved by faith alone, but the faith that saves is never alone.”
Martin Luther
Riajos
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.