Hidup kita semakin terhubung satu dengan yang lain begitu cepat dan mudah. Keterhubungan komunikas dan informasi adalah sebuah keuntungan kita di zaman ini. Namun seperti yang sudah kita kritisi, keterhubungan itu ternyata tidak serta membuat kita terhubung sebagai sesama. Kita hanya terhubung sebagai pembaca, pengenal berita. Tidak lebih. Relasi antar manusia tidak terjalin di dalamnya. Ironinya kita semakin terobsesi tahu lebih banyak dan di saat yang sama kita kehilangan relasi lebih banyak pula. Tahu lebih banyak namun tidak menjadikan kita lebih peka dan sensitive terhadap situasi sesama.
Relasi persahabatan adalah relasi yang ditawarkan Yesus kepada manusia. Relasi yang membuat hubungan manusia dan Allah bukan lagi hubungan tuan dan hamba namun relasi intim dan akrab. Begitu dekatnya sehingga Yesus merelakan nyawa-Nya untuk sahabat-sahabat-Nya. Kesukaan dan kesedihan menyatu di dalam perjuangan untuk mengenal dan tunduk kepada kehendak Allah.
Persahabatan dengan Yesus seharusnya mendorong kita untuk membangun persahabatan dengan sesama. Ketika sering kali kita dipisahkan dengan kebencian, iri hati, kecurigaan, dan kesombongan maka mari kita mulai mengubah relasi kita dengan kepercayaan, cinta kasih, dan penerimaan. Dengan demikian persahabatan bukan sekedar menjadi harapan namun kenyataan yang kita jumpai dalam keseharian. Mari bersahabat.
dva
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.