Salah satu keunikan Injil Lukas, dibandingkan ketiga injil lainnya, adalah melimpahnya kisah Yesus makan bersama orang lain. Injil Lukas adalah injil perjamuan. Terdapat setidaknya sepuluh kali Yesus dikisahkan makan bersama orang lain (5:27-32; 7:36-50; 9:10-17; 10:38-42; 11:37-52; 14:1-24; 19:1-10; 22:14-38; 24:28-32; 24:36-43). Dua di antara sepuluh kisah makan Yesus ini berlangsung setelah kebangkitan-Nya. Yang pertama adalah makan roti bersama dengan dua orang murid di Emaus; yang kedua adalah peristiwa Yesus meminta makan kepada para murid dan mereka memberinya sepotong ikan goreng.
Sungguh alamiah dan wajar. Makan bersama. Namun, di dalam Injil Lukas, makan menyimbolkan pemeliharaan Allah, kegembiraan Kerajaan Allah, keramahtamahan untuk berelasi dengan orang asing, serta sukacita persekutuan. Secara khusus, di dalam terang kebangkitan, makan menegaskan pula bahwa Yesus yang bangkit adalah Yesus yang sama sebelum Ia wafat. Melalui makan, Yesus membuktikan bahwa tubuh yang bangkit adalah tubuh insani yang sama, dengan “daging dan tulang” (ay. 39).
Maka, setiap kali kita makan, baik perjamuan kudus maupun makan sehari-hari, ingatlah Kristus yang bangkit, yang makan bersama para murid. Mari kita rayakan kemanusiaan kita dalam terang Kerajaan Allah yang penuh sukacita dan pengharapan. Amin. (ja)
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.