“… buanglah kebodohan, maka kamu akan hidup, dan ikutilah jalan pengertian.” (Ams. 9:6)
Ketika mengadakan suatu acara jamuan makan, terkadang kita menghadapi kesulitan menyediakan jumlah makanan. Baik itu untuk acara pesta pernikahan, ulang tahun, arisan, atau acara di gereja. Apakah jumlahnya mencukupi? Kita harus mempertimbangkan agar jumlah makanan yang disediakan cukup untuk semua orang yang akan datang. Jika terlalu sedikit, nanti dapat mengecewakan orang yang tidak kebagian. Jika terlalu banyak, nanti bingung dengan makanan yang tersisa.
Amsal mengumpamakan hikmat sebagai sebuah jamuan makan. Dikatakan bahwa hikmat mendirikan tempat pesta, memotong ternak, menyediakan air anggur dan hidangan. Lalu, hikmat menyuruh pelayannya untuk mengundang semua orang yang memerlukan hikmat untuk ikut dalam pesta perjamuan itu. Jamuan itu jamuan yang besar. Makanan tersedia bagi siapa pun yang datang, tanpa ada habisnya. Mereka yang ikut makan dapat hidup dan mengikuti jalan pengertian. Kita pun diundang oleh firman Tuhan untuk ikut perjamuan makan hikmat, agar kita dapat menikmati semua yang firman Tuhan sediakan. Sehingga, kita dapat hidup dan tidak berada dalam kebodohan.
Sekalipun kita merasa mampu memahami hidup kita, kita selalu membutuhkan firman Tuhan. Firman Tuhan bagaikan jamuan makan yang tak pernah habis untuk kita nikmati. Ia memberi kita pengertian dan kehidupan. [Pdt. Novita Sutanto]
DOA:
Tuhan, berkatilah setiap orang yang memasak untuk acara gereja. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 150; Ams. 9:1-6; Mrk. 16:9-18
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.