Aku akan menjadikan mereka satu kayu sehingga mereka menjadi satu di tangan-Ku. (Yehezkiel 37:19b)
“Sudah lama saya berdoa agar bisa pindah ke kota ini, berkumpul dengan suami dan anak-anak. Terpisah itu berat. Akhirnya, Tuhan mendengar dan mengabulkan doa kami.” Demikian tuturan seorang sahabat yang terpisah lama dengan suami karena urusan pekerjaan. Dengan cara Tuhan, mereka dipersatukan kembali.
Manusia terlalu rapuh untuk hanya hidup seorang diri saja. Dalam konteks kebangsaan, Israel juga begitu kecil dan rapuh untuk hidup terpisah antara Utara dan Selatan. Mereka berhadapan dengan bangsa-bangsa lain yang sangat kuat. Apalagi, mereka sendiri hidup menderita sebagai bangsa asing dalam pembuangan di Babel. Karena itu, mereka berdoa memohon belas kasihan TUHAN, dan TUHAN mendengarkan mereka. Mereka bukan saja akan dihimpun dan dibawa pulang, tetapi mereka akan dijadikan satu. Seumpama dua kayu yang terpisah, Israel Utara dan Israel Selatan akan menjadi satu di tangan TUHAN. Bersatu berarti memperbesar kekuatan dan kapasitas. Dan dengan penyertaan kuasa TUHAN, mereka akan hidup merdeka, sejahtera, dan menjadi berkat.
Tuhan mau kita hidup bersatu, bukan tercerai apalagi bermusuhan. Jika keluarga bersatu dan hidup menurut apa yang Tuhan kehendaki maka akan ada kekuatan besar. Karena itu, kita perlu mendoakan dan mengusahakan persatuan dan kesatuan keluarga, gereja, bahkan negara dan bangsa, supaya kita memiliki kekuatan untuk menghalau musuh bersama seperti kesepian, kemiskinan, dan ketidakadilan. Bersama Tuhan kita kuat dan kita bisa! [Pdt. Hariman A. Pattianakotta]
REFLEKSI:
Doa untuk persatuan dan kesatuan pasti didengarkan oleh Tuhan. Kita hanya perlu melakukan doa itu di dalam keseharian.
Ayat Pendukung: Yeh. 37:15-28; Mzm. 100; Why. 15:1-4
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.