Kondisi sulit yang sedang dialami oleh jemaat di Tesalonika yaitu terjadinya penganiyaan dan tekanan-tekanan untuk tidak menjadi pengikut Kristus menyebabkan jemaat mulai meragukan untuk terus bertahan sebagai pengikut-Nya. Oleh karena itu lah dalam suratnya kepada jemaat di Tesalonika, rasul Paulus mengingatkan agar jemaat tetap teguh dan sabar dalam iman percayanya kepada Yesus sang juruslamat yang akan segera datang kembali ke dunia ini.
Reaksi jemaat terhadap kedatangan Tuhan Yesus yang ke dua kali berbeda-beda. Rasul Paulus mengkritisi jemaat yang apatis, yang tidak mau berbuat apa pun juga dan hanya berharap bahwa hal itu akan terjadi sesegera mungkin. Jemaat yang apatis ini menyebabkan batu sandungan dalam kehidupan jemaat, karena mereka hidupnya hanya bergantung pada jemaat yang lain, sehingga menjadi beban.
Kritik pedas dari Rasul Paulus ditujukan pada jemaat yang hanya menyibukkan diri dengan perkara-perkara rohani dan mengabaikan tanggung jawabnya sehari-hari. Penantian itu sebenarnya tidak terkait dengan waktu, sebab tidak penting kapan hal itu akan terjadi atau terkait dengan tanda apa yang menyertainya, melainkan lebih terkait dengan tanggung jawab umat untuk terus berjuang mewujudkan kebaikan selagi masih diberi kesempatan oleh sang empunya kehidupan.
Jadi jelas bahwa semakin dekat kedatangan Tuhan yang ke dua ke dunia ini, semakin ketat waktunya untuk terus menerus melakukan kebaikan dan sekaligus memfokuskan diri melakukan hal-hal yang paling penting seperti yang dihendaki oleh Tuhan. Di dunia inilah saatnya orang menyatakan kasih Tuhan yang menyelamatkan, menyatakan kepedulian Tuhan yang memberdayakan dan membawa orang kembali memfokuskan diri pada pekerjaan Tuhan dan bukan pada dirinya sendiri.
TT
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.