Ia bersaksi tentang apa yang dilihat-Nya dan yang didengar-Nya, tetapi tidak seorang pun yang menerima kesaksian-Nya itu. (Yohanes 3:32)
Dalam sebuah kesempatan berkunjung ke Yerusalem, saya bertanya kepada seorang Yahudi mengenai Yesus. “Mengapa orang Yahudi sulit percaya bahwa Yesus adalah Mesias?” tanya saya. Ia kemudian menjawab, “Waktu itu agama Yahudi adalah agama yang stabil, lalu tiba-tiba ada seorang asing bernama Yesus yang mengaku bahwa dia adalah Mesias, siapa yang mudah percaya?” Jawaban itu masuk akal juga. Memang bukanlah hal yang mudah untuk mempercayai sesuatu yang asing dan baru.
Injil Yohanes menyatakan bahwa pada saat itu banyak orang menolak kesaksian tentang Yesus. Sangat wajar apabila mereka merasa sulit untuk percaya kepada seorang asing yang mengaku sebagai Mesias. Namun, Yesus bukan saja bersaksi melalui perkataan, tetapi juga dengan perbuatan. Banyak mukjizat yang sudah diperbuat-Nya. Kunci untuk bisa percaya adalah keterbukaan hati terhadap lawatan Roh Kudus. Keterbukaan hati membuat kita dapat melihat dan mengenal Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru selamat dunia. Mereka yang percaya akan mendapat keselamatan dan kehidupan kekal. Itu adalah janji yang kita percayai dan imani.
Kepercayaan dan iman kepada Kristus tidak hanya berhenti pada pengakuan, melainkan diwujudnyatakan dalam sikap hidup kita setiap hari. Kini, giliran kita yang menjadi saksi-saksi Kristus di dunia. Kita membawa citra Kristus dalam kata dan aksi di mana pun berada. Biarlah kesaksian kita dipakai oleh Tuhan untuk menyentuh setiap hati yang susah percaya. [Pdt. Daniel Kristanto Gunawan]
REFLEKSI:
Ingatlah bahwa di mana pun kita berada, citra Kristus melekat pada kata dan aksi kita. Apa yang sudah kita persaksikan selama ini?
Ayat Pendukung: 2 Raj. 23:1-14; Mzm. 132:1-12; Yoh. 3:31-36
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.