“Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.” (Luk. 11:28)
Ada banyak hal yang dianggap bisa menjadi sumber kebahagiaan manusia. Yang umum disebut adalah harta, takhta dan cinta. Orang-orang mengejar dan berjuang dengan serius untuk mendapatkan ketiga hal ini. Namun, kadang, pengejaran terhadap hal yang dianggap sumber kebahagiaan ini justru membuat orang kehilangan rasa bahagia. Ironis, bukan?
Ketika Tuhan Yesus sedang mengajar, seorang perempuan berkata berbahagialah ibu dari Tuhan Yesus. Jawaban Tuhan Yesus tidak mengonfirmasi hal itu. Ia justru mengatakan, “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.” Mengapa Tuhan Yesus menjawab demikian? Tuhan Yesus sedang mengajarkan apa yang seharusnya menjadi sumber kebahagiaan, yakni firman Allah. Hidup dalam tuntunan firman Allah akan menghasilkan damai sejahtera yang melampaui akal pikiran. Ini akan terjadi ketika firman Allah bukan sekadar diketahui, melainkan dilaksanakan dalam hidup sehari-hari.
Mari kita memeriksa hidup kita. Berapa banyak hal yang kita lakukan justru mendatangkan rasa gelisah dan bersalah dan bukan bahagia? Merasa tidak nyaman karena menyadari bahwa kita tidak hidup dalam kehendak firman Tuhan. Mari kita menyediakan waktu untuk merenungkan dan melaksanakan firman Tuhan dalam kekuatan Roh Kudus. Sehingga sukacita dan damai sejahtera yang melampui akal pikiran akan memenuhi setiap langkah kehidupan kita. [Pdt. Wahyu Pramudya]
DOA:
Tuhan, ajar kami bukan hanya senang mendengarkan firman-Mu, melainkan melakukannya dalam hidup sehari-hari. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 1; Yer. 17:1-4; Luk. 11:24-28
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.