Hidup dengan rasa cukup adalah panggilan hidup di dalam Kristus. Rasa cukup memampukan kita untuk mensyukuri apa yang kita memiliki. Rasa cukup mengarahkan hidup kita dalam kesederhanaan. Rasa cukup adalah kekuatan kita untuk melawan keserakahan. Rasa cukup melahirkan sikap kesediaan untuk berbagi ruang, cinta kasih dan kepedulian dengan orang lain.
Kekayaan bukan terletak dari apa yang kita miliki tetapi terletak dari kesediaan kita untuk berbagi dalam kemurahan hati. Allah tidak anti terhadap kebendaan atau kekayaan tetapi kekayaan bisa menjadi halangan untuk bergantung sepenuhnya kepada Dia. Dengan demikian setiap kekayaan harus diolah dengan hidup dalam kecukupan, mengembangkan sikap kemurahan hati untuk peduli dan berbagi dalam rangka menghadirkan kebaikan di dalam kehidupan.
Bagaimana cara hidup yang kita kembangkan saat ini di tengah gempuran hidup konsumtif, serakah dan tidak peduli? Marilah kita memilih cara hidup yang berbeda, cara hidup kesederhanaan yang lahir dari rasa cukup. Kebendaan yang kita miliki saat ini marilah kita kelola dengan rasa cukup agar kemudian kita menjadi kaya dalam kebajikan. Dari setiap harta kekayaan yang kita miliki, sadarilah bahwa di dalamnya bukan saja terdapat hak diri tetapi juga hak orang lain, maka berilah dengan ketulusan apa yang menjadi hak orang lain seperti Allah yang telah memberkati kehidupan kita. Menempatkan Allah menjadi pusat dalam kehidupan akan memampukan kita untuk bertindak bijak mengelola segala sesuatu kita miliki agar cinta kasih, kepedulian Kristus juga lahir, terwujud dari sana.
dva
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.