“Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah!” (Mzm. 46:11)
Dunia semakin membutuhkan kecepatan. Ini terutama sangat terasa di dunia teknologi informasi (IT). Akses internet supercepat menjadi kebutuhan dalam banyak aktivitas. Tanpa disadari, manusia juga mengalami kecepatan dalam dirinya. Tidak salah dengan teknologinya. Namun, kecepatan dapat membuat kita melewatkan atau kehilangan hal-hal yang indah dalam hidup. Maka, kita perlu juga bersikap slow; tenang, tidak terburu-buru.
Daud dikejar-kejar oleh Saul yang hendak membunuhnya. Daud beradu cepat dengan Saul untuk menyelamatkan diri, dengan pergi dari satu tempat ke tempat yang lain. Selama masa-masa pelariannya itu, Daud tidak membuat mazmur. Hari-harinya dipenuhi dengan strategi bagaimana meloloskan diri dari Saul. Di Gua Adulamlah Daud menyadari ada hal yang ia lewatkan, yakni Allah yang adalah benteng perlindungan. Di tengah situasi pergumulan hebat menghadapi Saul, Daud akhirnya menyadari bahwa pelindungnya bukanlah panglimanya atau siapa pun, melainkan Allah.
Pergumulan hidup dapat membuat kita tergopoh-gopoh. Kita terlalu fokus pada masalah kita, sehingga kita pun melewatkan Allah; kita tidak mampu melihat-Nya. Sesungguhnya, Allah menabur keindahan di mana-mana, termasuk di hidup kita. Hanya saja sering kita tidak memperhatikan; tidak menyadarinya. Memelanlah. Diam. Amati. Sadarilah bahwa Allah hadir; ada pertolongan dari-Nya. Tenanglah dan bersyukurlah. (Pdt. Budiman)
REFLEKSI:
Pengalaman menemukan ketenangan dan kekuatan dalam kasih dan kuasa Allah seperti apa yang Anda pernah alami?
Ayat Pendukung: Mzm. 46; Za. 11:1-17; 1Ptr. 1:3-9
Bahan: Wasiat, renungan keluarga
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.