… janganlah beri kesempatan kepada Iblis. (Efesus 4: 27)
Coaching secara sederhana adalah percakapan yang mencerahkan. Seorang coach membantu coachee (istilah bagi orang yang dilayani coaching) dengan pertanyaan-pertanyaan yang memperluas cara berpikirnya, sehingga coachee dapat menemukan sendiri solusi yang memberdayakan. Yang menarik, keputusan hidup, apa yang dilakukan dan bagaimana coachee memaknai hidupnya, berangkat dari nilai dan keyakinan yang dimilikinya. Keyakinan itu menggerakkan.
Rasul Paulus mengajarkan kepada jemaat di Efesus bagaimana cara berada umat Kristus. Paulus percaya bahwa kehidupan murid Kristus berbeda dengan model hidup masyarakat umumnya yang hidup mengejar kesia-siaan. Umat Allah yang telah ditebus Kristus mengenakan manusia baru. Hidupnya dibarui, sehingga cara berada di dalam dunia berbeda. Respons atas hidupnya berbeda. Paulus percaya bahwa iman dapat menggerakkan kehidupan yang memberi dampak. Karena itu, ia mendorong umat Allah hidup dengan cara-cara Kristiani yang tampak dalam pengelolaan emosi, dalam mengatasi masalah relasi dengan sesama, dalam hidup kudus, dalam berbicara, dalam sikap ramah, dalam pengampunan. Hal-hal ini dilakukan sebagai respons iman (keyakinan) kepada Kristus.
Seseorang yang telah ditebus, menunjukkan kehidupan iman yang nyata. Karena sikap hidup digerakkan oleh keyakinan tertentu, maka perkuatlah keyakinan kita sebagai anak-anak terang. (Pdt. Budiman)
REFLEKSI:
Menjadikan diri sebagai anak-anak terang.
Ayat Pendukung: Mzm. 141; Yeh. 11:14-25; Ef. 4:25—5:2
Bahan: Wasiat, renungan keluarga
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.