Jadi sambutlah dia dalam Tuhan dengan segala sukacita dan hormatilah orang-orang seperti dia. (Flp. 2:29)
Dunia masih sering membedakan orang berdasarkan pekerjaannya. Misalnya, di dalam sebuah pertemuan hanya orang-orang berjabatan tertentu yang boleh duduk di kursi VIP. Kadang, jenis kursinya pun dibedakan dengan peserta lain. Secara tidak langsung, fenomena ini menunjukkan bahwa seseorang dengan pekerjaan atau jabatan tertentu layak mendapatkan penghormatan lebih tinggi dibanding yang lain.
Teks Alkitab hari ini memperkenalkan kita pada Epafroditus. Ia diutus jemaat Filipi untuk menjadi rekan perjalanan Paulus. Berbeda dengan Timotius yang menjadi rekan Paulus dalam memberitakan Injil, Epafroditus hanyalah seorang hamba yang membantu Paulus mengurus kebutuhan sehari-harinya. Walau demikian, Paulus sangat mengasihi dan bahkan menghormati Epafroditus oleh karena pelayanannya dilakukan dengan tulus dan setia. Epafroditus bahkan sempat nyaris mati di dalam pelayanannya ini.
Paulus mengajak jemaat di Filipi menghormati orang- orang seperti Epafroditus. Ajakan ini juga berlaku bagi kita. Seseorang layak dihormati bukan karena status atau jenis pekerjaannya yang hebat menurut kacamata dunia. Penghormatan layak diberikan kepada setiap orang yang melayani dengan tulus dan setia, sekalipun menghadapi risiko. Jangan membedakan orang, siapa pun, karena pekerjaannya. Semua pekerjaan sama mulianya ketika dikerjakan dengan hati yang tulus dan setia. [Pdt. Hizkia Anugrah Gunawan]
DOA:
Ya Tuhan, ingatkan dan ajarkanlah kami untuk mampu menghormati semua orang apa pun pekerjaannya. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 126; Yes. 43:8-15; Flp. 2:25-3:1
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.