Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari mulanya, yaitu bahwa kita harus saling mengasihi ….(1Yoh. 3:11)
Seorang ayah dan anak sama-sama keras. Sudah tahunan, mereka tidak berbicara satu sama lain. Sejak sang ibu meninggal, sang anak pun memutuskan untuk mengontrak rumah agar tidak berurusan dengan ayahnya. Tak disangka, sang ayah terinfeksi Covid-19 dan harus dirawat di rumah sakit. Selama ayahnya sakit, sang anak kembali tinggal di rumah ayahnya, dan melihat keadaan rumah sang ayah yang berantakan. Pelan-pelan, ia pun merapikan rumah itu sampai ayahnya pulang. Setelah ayahnya kembali, mereka duduk bersama dan melunak. Kisah ini merupakan sebuah iklan e-commerce. Iklan yang sangat menyentuh.
Secara tegas, surat Yohanes menuliskan bahwa tanda anak Iblis adalah orang yang tidak mengasihi saudaranya. Sebagai anak-anak Allah, kita telah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup. Karena itu, untuk tetap tinggal di dalam hidup, kita harus mengasihi saudara kita. Seorang yang membenci saudaranya diibaratkan sebagai seorang pembunuh yang tidak mendapatkan bagian dalam hidup kekal. Untuk mengasihi saudara, membutuhkan pengorbanan. Namun, itulah panggilan iman kita.
Terkadang, persoalannya bukan soal siapa benar dan siapa salah. Namun, siapa yang bersedia untuk melunakkan hati dan membangun hubungan yang lebih baik dengan saudara kita. Dengan mengasihi, maka kita tetap tinggal dalam kasih Allah. [Pdt. Novita Sutanto]
DOA:
Tuhan, kami mau hidup dalam kasih dengan saudara-saudara kami. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 150; Yer. 30:1-11a; 1Yoh. 3:10-16
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.