Tetapi, hendaklah kamu saling menasihati setiap hari, selama masih dapat dikatakan “hari ini”, supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi keras hatinya karena tipu daya dosa. (Ibr. 3:13)
Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, seorang gadis memilih mencari nafkah dengan menjual diri pada lelaki hidung belang. Namun suatu hari ia berjumpa dengan seorang sahabat lama. Si sahabat menasihatinya agar ia bertobat dan mencari pekerjaan lain. Si gadis ini memikirkannya berminggu-minggu. Ia tahu pekerjaan yang ditekuninya mendukakan hati Tuhan. Ia ingin bertobat, tetapi ia sangat khawatir tentang kondisi perekonomiannya sebab ia telah terbiasa dengan gaya hidup yang membutuhkan biaya tinggi. Akhirnya ia memilih menunda untuk bertobat.
Tidak sedikit orang yang mengeraskan hati, tak mau mendengar dan melakukan firman Tuhan, serta memilih jalannya sendiri. Hal seperti itu juga pernah dialami umat Israel dalam sejarah perjalanan di padang gurun. Mereka yang tak setia pada Tuhan tak mendapatkan kesempatan masuk ke tanah yang dijanjikan. Oleh karenanya, orang percaya diajak untuk belajar dari pengalaman iman nenek moyang umat Israel.
Di tengah tekanan dan kesulitan serta pelbagai godaan dunia, orang-orang percaya dipanggil untuk teguh beriman dan setia di jalan Tuhan. Persekutuan orang percaya juga dipanggil untuk saling menasihati dan saling menguatkan agar tak satu pun yang disesatkan oleh tipu daya dosa dan meninggalkan jalan Tuhan. Mereka yang sedang bimbang pun perlu dikuatkan kembali untuk hidup di jalan keselamatan yang Tuhan anugerahkan. [Pdt. Sri Agus Patnaningsih]
DOA:
Ya Tuhan, mampukanlah kami untuk saling menasihati agar kami teguh beriman di tengah segala tekanan dan godaan kehidupan. Amin.
Ayat Pendukung: Ayb. 17:1-1; Mzm. 22:1-15; Ibr. 3:7-19
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
1 Comment
Manusun S
Oktober 10, 2024 - 8:07 amTerima kasih