PERJUANGAN ANTI DISKRIMINASI

Markus 7:24-37; Yakobus 2:1-17; Mazmur 146; Yesaya 35:4-7

Belum ada komentar 46 Views

Diskriminasi biasanya muncul karena adanya keterbatasan atau adanya pembatasan. Seringkali keduanya muncul bersamaan dan saling berkelindan*. Karena adanya keterbatasan, maka dibuat pembatasan. Harus ada prioritas dan apa boleh buat, harus ada pembatasan.

Itulah arti ungkapan Yesus, Ketika Ia seolah ‘menolak’ permohonan seorang Perempuan Siro-Fenisia. Waktu pelayanan Yesus memang terbatas (3 tahun) dan Ia memang diprioritaskan untuk melayani bangsa Israel terlebih dahulu. Nanti ada waktunya ketika Injil tersebar ke seluruh dunia, tetapi dalam tahap persiapan, apa boleh buat, pembatasan mesti dibuat.

Yesus menyebut perempuan Siro-Fenisia itu ‘anjing’ bukan dalam arti merendahkan, tetapi menggambarkan relasi antara sebuah keluarga dengan anjing peliharaannya, yang kadang justru menjadi pusat perhatian dan ungkapan kasih sayang seluruh keluarga. Meskipun begitu, apa boleh buat, kadang pembatasan tetap harus dibuat, ketika kepada kita diperhadapkan adanya keterbatasan.

Dalam perikop Markus, Yesus justru ingin menekankan, bahwa kasih anugerah Allah jauh melampaui segala keterbatasan dan pembatasan! Dialog Yesus dengan perempuan Siro-Fenisia, justru mengungkapkan, bahwa ‘anjing’ pun makan remah-remah dari meja tuannya. Dengan kata lain kasih dan anugerah Allah jatuh juga kepada mereka sebagai bangsa asing, meskipun betul, Yesus pertama-tama diutus kepada umat Israel.

Kadang dalam hidup keseharian, kitapun berhadapan dengan ‘perjuangan’ antara keterbatasan dan diskriminasi. Dalam hidup ini, tidak ada sumber daya yang tak terbatas, karena itu apa boleh buat, pembatasan harus dibuat. Namun kasih dan anugerah Allah sejatinya sungguh tak terbatas. Karena itu kadang kitapun harus berani ‘keluar batas’ demi kasih-Nya. Inilah perjuangan yang selalu ada pada siapapun yang ingin membawa kasih dan anugerah-Nya. Kebersandaran pada Allah dan mohon hikmat-Nya harus terus kita doakan agar kasih dan anugerah-Nya boleh sampai kepada yang membutuhkan.

Dalam surat Yakobus, diskriminasi muncul karena adanya ‘suka dan tidak suka, adanya favoritisme’. Nah, kalau hal ini, sumbernya bukan pada keterbatasan, tetapi kemanusiawian kita. Karena itu kita juga harus mewaspadai kemanusiawian kita yang memang senang membedakan berdasarkan ‘suka dan tidak suka atau favoritisme’ Kadang ada budaya tertentu yang bisa mengarahkan kemanusiawian kita untuk memilih. Kitapun harus berjuang melawan kemanusiawian kita dan mohon hikmat-Nya, agar kita bisa selalu menjadi pembawa kasih dan anugerah-Nya yang sungguh tak terbatas! (RDJ)

*berkelindan: erat menjadi satu

Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.

Arsip kategori Khotbah Minggu
  • ROH TUHAN ADA PADAKU (Lukas 6:27-38)
    Kasihilah musuhmu Berbuatlah baik kepada yang membenci Mintalah berkat kepada yang mengutuk kamu Berdoa bagi yang mencaci-maki Ditampar pipi...
  • Ketika Berkat Tidak Terlihat
    Lukas 6:20
    “Berbahagialah hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah”. Ketika anda mendengar ucapan bahagia seperti itu, apa...
  • HIDUP DALAM PENGHARAPAN
    LUKAS 5:1-11
    Hidup dan berjalan bersama Tuhan tidak selalu berada dijalan yang lurus dan mulus seperti garis linear, tetapi ada kalanya...
  • Rahmat di Tempat Tak Terduga
    Lukas 4:21-30
    Rahmat adalah pemberian Allah yang kita terima bukan karena kita berhak menerimanya. Ia adalah pemberian Allah sekalipun kita tak...
  • KOMUNITAS
    Kisah Para Rasul 16:13-15
    Salah satu ciri sebuah komunitas iman bernama Gereja adalah keramahtamahan. Keramahtamahan merupakan sebuah keterbukaan untuk menyambut orang asing dan...