Jangan hidup lagi seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia. (Ef. 4:17)
Dulu boleh makan cumi, sekarang kok tidak boleh? Protes Abah. Dua hari lalu, Abah tidak bisa berjalan karena asam uratnya tinggi. Tetapi, sekarang, ia meminta cumi goreng. Jelas, anak-anaknya melarang, demi kesehatan Abah. Akhirnya, Abah pun hanya bisa protes.
Sakit penyakit kerap memaksa kita untuk mengubah kebiasaan dan perilaku kita sehingga tidak jarang yang dahulu boleh, sekarang tidak boleh. Tapi, bukan hanya sakit penyakit yang bisa menyebabkan kebiasaan dan perilaku kita berubah. Lebih lagi, pengenalan akan Kristuslah yang mengubah kita.
Kepada jemaat di Efesus, Rasul Paulus menyerukan pentingnya perubahan. Menjadi seorang pengikut Yesus, bukan sekadar percaya dan dibaptis. Menjadi pengikut Tuhan Yesus mestilah mengalami perubahan hidup. Mereka yang mengikuti Tuhan Yesus, tidak boleh lagi hidup seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah (ay. 17). Orang yang tidak mengenal Allah, umumnya tidak takut akan Tuhan; mereka senang hidup dalam dosa dan egois, hanya mementingkan dirinya sendiri. Bagi Rasul Paulus, seorang pengikut Yesus adalah teladan di mana pun ia berada. Teladan dalam bersikap dan teladan dalam kata-kata. Mereka setia beribadah kepada Tuhan, lemah lembut dan penuh welas asih. Ketika seorang pengikut Tuhan Yesus bisa menunjukkan kualitas hidup yang baik, maka orang-orang pun akan mencontohnya.
Apakah kita juga sudah menjadi teladan bagi sesama? Apakah kita sudah menjadi teladan bagi keluarga, suami atau istri atau anak- anak kita; bagi para sahabat atau sanak saudara? [Pdt. Eko Priliadona Susetyo]
REFLEKSI:
Perubahan hidup adalah harga mati, bagi para pengikut Tuhan Yesus. Sudah seharusnya sebagai pengikut Tuhan Yesus, kita meninggalkan kebiasaan- kebiasaan lama kita dan hidup seperti Tuhan Yesus.
Ayat Pendukung: Mzm. 142; Yer. 49:7-11; Ef. 4:17-5:2
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.