… maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan …. (2Ptr. 2:9)
25 November diperingati dan dirayakan bangsa Indonesia sebagai Hari Guru Nasional. Meskipun berbeda tanggal, agaknya, hampir setiap negara mempunyai hari guru sebagai wujud apresiasi terhadap guru. Tak dapat disangkal, guru memiliki peran besar dalam pembangunan sebuah bangsa. Tidak heran, mereka disebut sebagai “pahlawan tanpa tanda jasa”.
Jika peran guru sangat penting, mengapa Petrus justru memberi teguran keras kepada para guru? Kita harus melihat konteksnya. Guru pada masa Petrus tidak sama dengan guru di masa sekarang. Otoritas guru melalui pengajaran pada masa Petrus, jauh lebih besar dibandingkan guru pada saat ini. Pada masa itu, perkataan guru sangat dipercaya. Bisa dibayangkan apa yang terjadi jika guru mengajarkan hal yang salah? Mereka menyesatkan banyak orang dengan ajaran palsu. Mereka menunjukkan perilaku yang buruk karena nafsu yang menguasai diri mereka. Mereka tidak menjadi teladan, sebagaimana layaknya seorang guru. Karena itulah, Petrus menyebut mereka sebagai orang yang terkutuk.
Setiap orang bertanggung jawab atas perkataan dan perbuatannya. Namun, bagaimana jika perbuatan seseorang dipengaruhi oleh guru atau pemimpin yang buruk? Tuhan akan menyelamatkan orang-orang benar. Namun, kita perlu berusaha dan menjaga agar tetap hidup dalam kebenaran. Sehingga, kita dapat menjadi teladan yang baik bagi banyak orang, khususnya yang Tuhan percayakan dalam kepemimpinan kita. [Pdt. Lindawati Mismanto]
REFLEKSI:
Teladan berbicara lebih keras daripada perkataan. Setiap perkataan kita akan diuji lewat perbuatan.
Ayat Pendukung: Mzm. 17; Za. 3:1-10; 2Pet. 2:4-21
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.