Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. (Yoh. 9:1)
Yesus lebih menyukai hidup sehari-hari yang terbuka pada kebaikan ilahi daripada hidup religius di Bait Allah dengan religiusitas yang tertutup pada kebaikan ilahi. Terus terang saja, gereja pada masa kini harus dengan gentar menimbang kemungkinan bahwa, seandainya Yesus hadir pada masa kini, Ia akan “melewati” gereja kita untuk kemudian meninggalkannya dan “melewati” orang-orang menderita di hidup sehari-hari untuk mendatangi dan tinggal bersama mereka. Jangan-jangan selama ini kita menempatkan fokus hidup kita secara keliru. Mungkin kita lebih terfokus pada kehidupan yang penuh dengan simbol religius atau gerejawi dan melupakan kehidupan biasa yang dipenuhi dengan tawa dan tangis sesama. Jauh lebih mudah untuk menjadi peka pada simbol kehadiran ilahi di gereja dan jauh lebih sukar untuk peka pada simbol kehadiran ilahi di dunia sehari-hari. Untuk alasan itulah sesungguhnya mindfulness menjadi olah spiritual yang sangat berharga. (Labirin Kehidupan 2, Bab 6: Mindfulness)
#kutipanbukusaya #labirinkehidupan2 #adventus2019hariini
—————–
Selama masa Adventus ini saya akan secara teratur membagikan kutipan yang saya ambil dari setiap bab buku Labirin Kehidupan 2 yang akan segera terbit. Anda diundang untuk secara imajinatif dan imani mempertautkan kutipan ini dengan perenungan Adventus Anda secara pribadi. Kristus memberkati.
Joas Adiprasetya
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.