“Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah.“ (Mat. 3:15)
Menjadi pembicara itu mudah. Begitu pula menjadi pendengar, tidaklah terlalu sulit dilakukan. Tantangan lebih berat ialah menjadi penurut. Yohanes tampil menyerukan agar umat menuruti perintah Allah.
Sejak awal kemunculannya, Yohanes Pembaptis mengatakan bahwa ia hanya menyiapkan jalan. Yesuslah yang akan membaptis dengan Roh Kudus. Namun, Yesus datang kepada Yohanes dan meminta dibaptis. Yohanes menolak, sebab ia merasa tidak layak melakukannya. Tetapi, Yesus berkata itu harus dilakukan untuk menggenapi kehendak Allah; bukti ketaatan kepada Allah. Pada saat baptisan itu terjadi, Roh Kudus turun atas Yesus disertai penegasan dari surga bahwa Allah Bapa berkenan atas Yesus. Peristiwa ini pun menjadi awal dari karya Yesus di dunia. Berbeda dengan baptisan orang-orang lainnya, Yesus dibaptis bukan karena Dia berdosa. Yesus menegaskan bahwa baptisan-Nya adalah bagian dari kehendak Allah atas dirinya. Memberi diri-Nya dibaptis berarti menjadi sama dengan manusia lainnya, sekaligus menjadi bukti ketaatan Yesus pada Allah. Baptisan Yesus juga adalah pengakuan Allah kepada Yesus, bahwa Allah berkenan agar kehendak-Nya nyata dalam pekerjaan Yesus di dunia.
Dibaptis bukanlah sekadar tanda menjadi Kristen, melainkan memberi diri kita untuk melakukan kehendak Allah dalam hidup kita. Dibaptis berarti menerima kuasa Roh Kudus, yang akan memampukan kita untuk melakukan kehendak Allah di dunia. [Pdt. Arliyanus Larosa]
REFLEKSI:
Memberi diri dibaptis adalah menyatakan janji kita untuk melakukan kehendak Allah dalam hidup kita.
Ayat Pendukung: Yes. 42:1-9; Mzm. 29; Kis. 10:34-43; Mat. 3:13-17
Bahan: Wasiat, renungan keluarga
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.