Sang Gembala Agung itu Allah, la membimbing kita dengan begitu baik adanya. Allah juga melibatkan kita untuk menjadi gembala-gembala baik, yang terus terarah kepada Sang Gembala Agung. Kita ini domba dan sekaligus gembala yang dipercaya Allah untuk menjadi teladan agar semua orang bergantung kepada Sang Gembala.
Yeremia mengkritik para pemimpin yang tak melakukan penggembalaannya dengan baik. Tindakan pembiaran dikritik dalam kepemimpinan mereka. Mereka tidak peduli sehingga Israel terserak. Seorang gembala harus memiliki hati yang berbelaskasihan terhadap orang lain. Pembiaran adalah tanda dari ketidakpedulian terhadap kondisi orang lain, menutup mata atas apa yang sedang terjadi. Hal inilah yang menjadi kesala- han besar pemimpin yang tidak mampu menjadi gembala baik.
Lihatlah keteladanan Yesus yang memberikan hati-Nya terhadap pergumulan umat yang menderita. la tidak mengabaikan, la terus menyatakan kepedulian kapan pun bahkan ketika mereka ingin beristirahat sejenak. Hati yang berbelas kasihan adalah pendorong untuk melakukan tindakan pertolongan, sebab tanpanya hati kita akan membeku dan menutup mata.
Setiap orang dari antara kita dipercayakan untuk memberikan pimpinannya entah da- lam komunitas yang besar atau kecil di mulai dari keluarga. Mari kita merendahkan hati sebagai domba yang mau belajar kepada Gembala Agung, agar kemudian kita dapat mewujudkan kepimpinan kita sebagai gembala yang baik. Gembala yang memiliki kepedulian, kepekaan terhadap orang lain. Gembala yang menaruh hati dalam cinta Allah.
DVA
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.