Yesus pernah berkata bahwa Yohanes Pembaptis adalah yang terbesar “di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan” (Mat. 11:11; Luk. 7:28). Di mata Yesus, Yohanes Pembaptis sungguh-sungguh dihargai. Namun, tahukah Anda apakah besarnya penghargaan Yesus pada Yohanes bukan disebabkan oleh karyanya yang spektakular. Sama sekali bukan. Sebaliknya, Yohanes Pembaptis adalah seorang yang sungguh merendahkan diri. Ia tahu persis bahwa tugasnya adalah penyiap jalan bagi Kristus. Ia bukan siapa-siapa di luar Kristus. Itu sebabnya, ia pernah berkata, “Ia [Kristus] harus makin besar, tetapi aku [Yohanes] harus makin kecil” (Yoh. 3:30).
Bacaan kita secara unik menggambarkan spiritualitas semacam itu. Dua kali Yohanes berseru, “Lihatlah Anak domba Allah” (Yoh. 1:29, 36). Ia rela kehilangan para muridnya agar mereka menjadi murid-murid Kristus. Hidup Yohanes Pembaptis bagaikan sebuah jari telunjuk yang menunjuk ke Kristus. Dan ia rela orang tak lagi peduli pada jari telunjuk itu, setelah mereka melihat Kristus.
Semoga kita semua memiliki spiritualitas seperti itu. Hidup kita hanyalah mempersaksikan Kristus. Kita bukan pusat dari semesta. Kita hanyalah saksi-saksi dari Sang Anak Domba Allah. Biarlah kita memiliki kerinduan tunggal: Apapun yang kita kerjakan dan katakan dapat menunjuk kepada Kristus, Sang Anak Domba Allah itu.
ja
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.