“Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya.” (Mrk. 12:44)
Seberapa besarkah partisipasi sumbangan dana masyarakat bagi penanganan pandemi? Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 menjelaskan bahwa pemerintah telah menerima sumbangan sebesar Rp 83 miliar dari masyarakat. Sumbangan itu datang, baik dari masyarakat di dalam negeri maupun WNI yang bekerja di luar negeri. “Sudah lebih dari Rp 83 miliar telah diterima, yang merupakan partisipasi dari seluruh masyarakat Indonesia, termasuk warga diaspora ataupun WNI yang berada di luar negeri” (Kompas.com, April 2020).
Persembahan seorang janda miskin mendapat sorotan dari Tuhan Yesus. Walaupun hidup berkekurangan, tetapi ibu janda tersebut memberikan semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya. Tidak dijelaskan apa yang membuatnya melakukan pemberian sebesar itu. Namun, satu yang tampak jelas ialah bahwa ibu ini memberikan apa yang lebih berharga dari uang, yaitu pengorbanan dirinya. Kristus melihat hal itu jauh lebih besar dibandingkan dengan pemberian semua orang yang memberi persembahan pada waktu itu.
Setiap pemberian kita sungguh bernilai besar jika dilandasi oleh pengorbanan. Lalu, apa yang membuat kita mampu berkorban? Cinta kasih dari Tuhan. Kita yang sudah menerima cinta yang besar dari Tuhan akan ditolong oleh Roh-Nya untuk memberikan juga cinta yang besar. Pengorbanan akan menjadi motif yang suci bagi setiap pemberian kita. [Pdt. Essy Eisen]
REFLEKSI:
Apakah yang menjadi dasar dan alasan pemberian kita selama ini?
Ayat Pendukung: 1Raj. 17:8-16; Mzm. 146; Ibr. 9:24-28; Mrk. 12:38-44
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.