Tema minggu ini diambil dari Bacaan Kedua, yaitu 1 Petrus 3:13-22, khususnya ayat 15a, “Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan!” Harus diakui frasa “menguduskan Kristus dalam hati” sangatlah menarik, namun sukar dibayangkan apa maksudnya dan karenanya sukar dipahami. Saya lantas tertarik untuk memakai teks Alkitab berbahasa Inggris versi The Message, yang merupakan terjemahan yang sangat popular, yang dibuat oleh seorang pendeta bernama Eugene H. Peterson. Versi ini menerjemahkan ayat ini secara sangat bebas namun indah, “Through thick and thin, keep your hearts at attention, in adoration before Christ, your Master.” Kurang lebih terjemahan Indonesianya, “Melalui saat baik maupun buruk, jagalah hatimu untuk terus bersiaga, dalam penyembahan pada Kristus, Tuanmu.”
Entah apakah terjemahan saya memadai atau tidak, namun saya tertarik dengan pemakaian kata “at attention” di dalam versi The Message tersebut. Frasa ini lazim dipergunakan dalam dunia militer untuk menyebut postur tegak dan siaga dari para prajurit. Dengan postur tersebut, si prajurit menyimak dan bersiap sepenuhnya pada perintah atasan, namun juga peka sepenuhnya pada situasi sekitar. Kata attention sendiri berasal dari kata Latin ad dan tendere, yang lebih-kurang berarti “merentang ke arah sesuatu.” Yang direntang adalah hati dan perhatian kita.
Bukankah tafsiran dan terjemahan bebas dari The Message ini memberikan “daging” yang lebih konkret pada frasa ”kuduskanlah Kristus dalam hatimu.” Menguduskan Kristus dalam hati berarti bersikap mengarahkan seluruh perhatian pada Kristus, namun pada saat bersamaan peka pada situasi sekitar. Tampaknya, memang demikianlah hidup seorang Kristen semestinya. Semakin terfokus pada Kristus, semakin pekalah ia pada dunia sekitar. Hidup religius yang membuat kita abai pada dunia sekitar justru berlawanan dengan kesediaan menguduskan Kristus di dalam hati.
joas
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.