Dalam KBBI, kata ‘selingkuh’ dihubungkan dengan ketidak jujuran, kecurangan bahkan korupsi. Sama sekali tidak disinggung adanya wanita atau pria idaman lain. Mengacu pada KBBI, maka perselingkuhan itu diawali bukan dengan adanya wanita atau pria idaman lain, tetapi adanya ketidakjujuran dalam relasi yang kita bangun dengan suami atau isteri. Potensi perselingkuhan selalu ada, ketika relasi antara suami-isteri diwarnai ketidakjujuran!
Di sinilah, ungkapan Paulus dalam 2 Korintus 1:12 lalu menjadi menarik. Paulus menjelaskan, bahwa relasi yang ia bangun dengan jemaat Korintus dikuasai oleh ‘ketulusan dan kemurnian’ (KBBI: jujur, ikhlas, suci). Sebuah relasi yang jujur, tidak ada motif lain selain kasih. Apa yang Paulus ungkapkan ini menjadi teladan buat kita dalam mewujudkan relasi dengan siapapun, apalagi relasi dengan anggota keluarga dan suami-isteri.
Mewujudkan relasi yang tulus dan murni memang bukan perkara mudah. Karena itulah Paulus bersandar bukan pada hikmat duniawi, juga bukan pada kekuatannya sendiri, melainkan oleh kekuatan kasih karunia Allah. Menutup bulan keluarga, kita sudah belajar banyak tentang ‘mengasihi’. Mari kita mempraktekkanya, dalam ketulusan dan kemurnian. Bersandarlah pada kasih karunia Allah, anda pasti bisa!
RDJ
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.