Kita hidup dalam dunia yang sedang mengalami berbagai perubahan yang kompleks dan saling terkait berbagai aspek. Dalam Injil Markus 13:1-8, Yesus memberikan sebuah gambaran yang cukup suram tentang kondisi dunia sebelum kedatangan-Nya kembali. Peperangan, gempa bumi, kelaparan akan terjadi dalam dunia yang sedang berjalan menuju kebinasaan. Situasi dan kondisi tersebut menyebabkan manusia akan hidup dalam ketakutan akan kebinasaan akibat perang dan kejahatan, kekuatiran akan ekonomi dan kehilangan pengharapan. Bagaimana agar damai sejahtera yang telah diberikan Tuhan menguasai orang percaya dalam dunia?
Ibrani 10: 22-25 mengajak kita untuk bersedia membuka ruang relasi bagi Tuhan dan sesama yaitu datang kepada Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan dengan keyakinan yang teguh kepada Tuhan sebagai sang pemilik dunia. Saling memperhatikan dalam kasih dan pekerjaan yang baik adalah kekuatan untuk hidup dalam dunia. Tidak menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah. Berpegang teguh pada pengharapan dan berseru pada Tuhan dengan hati yang tulus ikhlas. Jadi, sekalipun dunia berubah atau lenyap tapi kasih dan pengharapan akan Tuhan menetap dalam hati setiap orang yang percaya yang senantiasa berseru pada-Nya. (LS)
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.