Sahut Yakub, “Janganlah kiranya demikian. Jika aku mendapat kemurahan hatimu, terimalah pemberianku ini dari tanganku, karena melihat wajahmu saja bagiku serasa melihat wajah Allah, dan engkau berkenan kepadaku. (Kejadian 33:10)
Adik dan kakak tidak selamanya akur. Keributan kecil dapat terjadi. Bahkan seiring waktu, bukan tidak mungkin hubungan persaudaraan dapat rusak karena perselisihan besar. Hal inilah yang terjadi dalam hubungan persaudaraan antara Yakub dan Esau.
Perselisihan Yakub dan Esau bukanlah hal yang kecil. Perselisihan ini berkaitan dengan hak-hak di antara mereka. Akan tetapi, perselisihan itu pun berakhir. Yakub, dengan berbagai persembahan yang telah dia siapkan, datang kepada Esau untuk meminta maaf dan berdamai. Apa yang terjadi selanjutnya juga tidak kalah mengejutkan. Esau menolak semua pemberian Yakub, tetapi Esau tetap memaafkan Yakub. Akan tetapi, Yakub mendesak Esau agar mau menerima pemberiannya. Permintaan Yakub kepada Esau adalah kemurahan hati. Ungkapan Yakub kepada Esau bahwa “melihat wajahmu saja bagiku serasa melihat wajah Allah” menyiratkan makna bahwa Esau telah memancarkan kemuliaan Allah dalam hidupnya. Ditegaskan pula oleh Yakub bahwa Esau berkenan kepadanya dan memaafkan dia.
Perdamaian antara Yakub dan Esau menunjukkan bahwa tidak ada perselisihan yang abadi bila ada kemurahan hati. Kita pun dapat memancarkan wajah Allah melalui pengampunan dan menyambut mereka yang berselisih dengan kita. Tunjukkanlah kemurahan hati dalam setiap perselisihan yang terjadi. [Pdt. Yosafat Simatupang]
DOA:
Ya Tuhan, kiranya kami memiliki kemurahan hati untuk berdamai dalam setiap perselisihan yang terjadi di antara kami. Amin.
Ayat Pendukung: Kej. 33:1-17; Mzm. 38; 1 Kor. 11:1-16
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.