Selagi dicobai dengan berat dalam berbagai penderitaan, sukacita mereka meluap, dan meskipun mereka sangat miskin, mereka kaya dalam kemurahan. (2 Korintus 8:2)
Jemaat Makedonia menunjukkan kemurahan hati mereka meskipun berada dalam kemiskinan dan penderitaan. Sebaliknya, jemaat Korintus yang sangat berkelimpahan secara materi, enggan memberi dukungan pada jemaat di Yerusalem. Kemurahan bersumber pada hati yang mengasihi, bukan oleh apa yang mereka miliki.
Wilayah jemaat Makedonia meliputi Filipi, Tesalonika, dan Berea. Mereka memberi dukungan kepada jemaat di Yerusalem yang waktu itu mengalami kesusahan. Jemaat di Yerusalem sedang mengalami kondisi kelaparan karena penindasan dan penganiayaan. Jemaat-jemaat Makedonia dengan kerelaan hati mendesak agar dapat ambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus di Yerusalem (ay. 4), bahkan mereka memberikan lebih banyak daripada yang diharapkan oleh Rasul Paulus. Mereka tidak mau melekat dengan kekurangan yang dialami, tetapi dikobarkan oleh kasih karunia Allah untuk memberi dan peduli.
Saat hati kita melekat pada harta duniawi, maka akan muncul seribu satu alasan untuk tidak memberi. Masa Adven merupakan saat yang tepat bagi kita untuk mengambil jarak kritis dengan apa yang kita miliki dan yang tidak kita miliki. Tujuannya adalah agar tersedia ruang yang diisi oleh kasih karunia Allah, yaitu ruang rohani yang menyediakan bela rasa atau hati yang mengasihi. Dengan hati yang mengasihi, kita dapat menyatakan kemurahan hati Kristus walau sedang berada dalam kekurangan dan kemiskinan. [Pdt. Yohanes Bambang Mulyono]
DOA:
Bapa, karuniakanlah kemurahan hati, agar tangan kami terulur kepada sesama yang sedang membutuhkan dan kekurangan. Amin.
Ayat Pendukung: Yes. 12:2-6; Am. 6:1-8; 2 Kor. 1:1-15
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.