Dan la telah masuk satu kali untuk seiama-iamanya ke daiam Tempat Kudus bukan dengan membawa darah kambing jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. (Ibr. 9:12)
Setiap orangtua yang menyayangi anak-anaknya, pasti akan rela berkorban bagi mereka. Mereka akan bekerja keras demi mempersiapkan masa depan yang baik bagi anak-anaknya. Meskipun anak-anak tak selalu menyenangkan hatinya, orang tua tetap mengasihi mereka.
Surat Ibrani juga menggambarkan Allah seperti orangtua yang rela berkorban demi menyatakan kasih-Nya bagi kita anak-anak-Nya. Dalam Perjanjian Lama dijelaskan bahwa sejak manusia jatuh dalam dosa, relasi Allah dan manusia putus. Untuk menghadap Allah, para imam harus membawa kurban yang dipersembahkan kepada Allah sebagai kurban penghapus dosa. Bahkan hanya imam besar saja yang diperkenankan masuk ke Ruang Maha Kudus setahun sekali. Namun Allah tak membiarkan manusia terus menderita. Kasih Allah kepada manusia yang berdosa dinyatakan dengan cara yang luar biasa. Allah dalam Yesus Kristus telah mengurbankan hidup-Nya, mati dan bangkit demi mengampuni dosa-dosa manusia. Ia telah menjadi Imam Besar sekaligus kurban penebusan dosa yang menyelamatkan setiap orang percaya. Ia mengurbankan darah-Nya sendiri untuk menjadi kurban penghapus dosa.
Bila sedemikian besar kasih dan pengurbanan Tuhan Yesus bagi kita, bagaimanakah respons kita? Apakah kita juga bersedia berkorban mempersembahkan hidup kita untuk memuliakan Tuhan? [Pdt. Sri Agus Patnaningsih]
DOA:
Ya Tuhan, mampukanlah kami mensyukuri kasih dan pengurbanan-Mu dengan semangat mempersembahkan hidup bagi kemuliaan-Mu. Amin.
Ayat Pendukung: Rut 1:18-22; Mzm. 146; Ibr. 9:1-12
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.