“… Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.” (Yoh. 15:15)
Presiden Joko Widodo adalah presiden yang dicintai oleh banyak warganya. Salah satu alasan ia dicintai adalah ia sederhana dan merakyat. Meski banyak yang mencibir kesederhanaannya sebagai pencitraan, Jokowi tetap sederhana dan dekat dengan warganya. Ia datang ke desa-desa, berjumpa langsung dengan rakyat. Rakyat pun merasakan kedekatan dengannya. Bagaimana tidak, orang nomor satu di Indonesia mau bersahabat dengan rakyat, tanpa membeda-bedakan.
Bacaan hari ini mengatakan hal yang istimewa, yakni Yesus tidak menganggap kita hamba, melainkan sahabat. Jika hamba hanya mengerjakan apa yang diperintahkan tuannya, tidak demikian dengan sahabat. Yesus meninggikan derajat kita dengan menjadikan kita sahabat. Sebagai sahabat-Nya, Ia memberitahu kita apa yang menjadi kehendak Bapa; sebagai sahabat-Nya kita menjadi bagian dalam rencana-Nya.
Renungkanlah perkataan Yesus ini, “Aku menyebut kamu sahabat.” Betapa bersukacitanya kita, bila kita menghayatinya. Tuhan Yang Mahakuasa menjadikan kita sahabat-Nya. Ia menganggap kita bukan sebagai hamba, tetapi sahabat. Kita adalah sahabat Yesus dalam karya dan rencana-Nya. Maka, jika Yesus yang adalah Tuhan mau menjadikan kita sahabat, bagaimana dengan kita, bagaimana kita memandang sesama? Sungguh bahagia ketika Tuhan mengasihi kita sebagai sahabat. Mari kita pun bersahabat dengan sesama! [Pdt. Firmanda Tri Permana]
REFLEKSI:
Kita adalah sahabat Yesus, sehingga kita tahu apa yang menjadi kehendak-Nya. Kita mensyukuri persahabatan Tuhan Yesus dengan menjadi sahabat bagi sesama.
Ayat Pendukung: Kis. 10:44-48; Mzm. 98; 1Yoh. 5:1-6; Yoh. 15:9-17
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.