Maka manusia akan ditundukkan, dan orang akan direndahkan, ya, orang-orang sombong akan direndahkan. (Yes. 5:15)
C. S. Lewis pernah berkata, “Semakin sombong seseorang, semakin ia membenci kesombongan orang lain.” Adapun yang menjadi ciri orang sombong adalah ia selalu merasa lebih hebat dari yang lain. Padahal, setiap orang memiliki keunikan, kemampuan dan keahlian.
Alkitab mengungkapkan bahwa Allah tidak berkenan kepada orang yang sombong. Dalam kitab Yesaya bagian pertama (pasal 1-39), termasuk bacaan kita, Nabi Yesaya begitu kuat menganjurkan bangsa Israel untuk melakukan apa yang dikehendaki Allah dan berserah kepada Allah. Pada masa itu, Yehuda tengah diancam oleh Asyur. Dalam kondisi demikian, Yehuda sudah seharusnya semakin menggantungkan diri kepada Allah. Namun, yang terjadi adalah sebaliknya, Yehuda melupakan Allah. Situasi inilah yang mendasari peringatan yang disampaikan Nabi Yesaya.
Kesombongan bisa terjadi pada siapa saja, termasuk kita. Talenta, kemampuan, keahlian yang kita miliki dapat membuat kita merasa diri lebih baik, lebih hebat dari orang lain, bahkan Tuhan. Yehuda menjadi contoh yang menyombong kepada Tuhan. Akibatnya, ia mendapat celaka. Hari ini kita diajak untuk melihat ke dalam diri kita, adakah kesombongan di dalamnya? Sekiranya ada, baiklah kita memohon ampun kepada Allah. Mari kita menyadari dan mengakui bahwa hanya oleh kasih dan kuasa-Nyalah kita hidup dan dapat melakukan segala sesuatu. [Pdt. Firmanda Tri Permana]
REFLEKSI:
Tunduklah kepada Allah. Jangan sombong!
Ayat Pendukung: Mzm. 29; Yes. 5:15-24; Yoh. 15:18-20, 26-27
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.