Memasuki minggu pertama tahun 2010, Allah menyapa kita melalui Firman-Nya dalam injil Yohanes 1. Natal versi Yohanes ini mau menjelaskan kepada kita, bahwa Allah bukan hanya berkarya dalam sejarah hidup manusia, namun juga menjadi bagian dari sejarah hidup manusia. Dia ada di tengah kita, berkemah di antara kita. Terang itu menerobos kegelapan hidup manusia dan mengubah kegelapan itu menjadi terang.
Inkarnasi Allah, Firman yang mewujud dalam daging sekaligus menjadi wujud konkrit kebenaran Allah dan tuntunan bagi manusia yang hidup dalam kegelapan. Kita bukan hanya mendapatkan ajaran kebenaran, tetapi juga teladan kebenaran. “Akulah Jalan dan Kebenaran”. Manusia bukan hanya mendengar kebenaran itu tetapi juga melihat kebenaran itu secara konkrit. “kita telah melihat kemuliaan-Nya…..penuh kasih karunia dan kebenaran” (Yoh. 1:14)
Dalam inkarnasi-Nya, Allah menyatakan kasih karunia-Nya yang tanpa batas, tanpa akhir. Kita hidup dalam kasih karunia Allah selamanya. Itulah sebabnya Yohanes menuliskan: “karena dari kepenuhan-Nya kita telah menerima kasih karunia demi kasih karunia” (Yoh. 1:16)
Sungguh luarbiasa sapaan Allah ini. Menguatkan, menghiburkan, membangkitkan harapan sekaligus mendorong kita untuk tidak lelah mewujudkan hidup Kristus (kebenaran Allah) melalui hidup keseharian kita. Kita tidak perlu takut terhadap kegelapan karena ada Sang Terang yang menyinari kegelapan. Kita harus bisa mengalahkan kegelapan dan mengubahnya menjadi kebenaran Allah.
Kita diberi kuasa menjadi anak-anak Allah (Yoh. 1:12) dan karena itu hidup seperti Kristus bukan soal bisa atau tidak bisa. Adalah sebuah proses untuk setiap hari makin menjadi seperti Dia, namun pasti!
Mari menjalani tahun 2010 dengan penuh pengharapan. Allah ada di antara kita, menyertai kita selamanya. Mari berkarya mewujudkan kebenaran Allah, yaitu hidup Kristus melalui hidup kita, karena kuasa-Nya memampukan kita.
Rdj
3 Comments
timoty shores
Januari 4, 2010 - 4:52 amada yang menarik dari judul diatas bahwa kata “berkemah “ dalam bahasa aslinya disebut “Tabernakel” ini menunjukkan tepat pada hari raya Tabernakel,Yesus Kristus lahir perlunya penjelasan sejarah kelahiran Kristus dan tidak melulu pengertian yang rohani saja.
selanjutnya pernyataan bahwa Kita harus bisa mengalahkan kegelapan dan.dst…adalah kekeliruan karena usaha kita tidak bisa mengalahkan kegelapan,karena Yesus Kristus yang adalah Terang itu yang mengalahkan kegelapan itu (Yoh.1:1-5),
kepada murid-murid Yesus ( kepada kita) menyatakan ..Kamulah terang dunia…,kamulah garam dunia..supaya …hendaklah terangmu bercahaya dihadapan manusia sehingga …memuliakan Bapamu yang di surga (Mat.5:13-16)
kemudian dari pernyataan” Adalah sebuah proses untuk setiap hari makin menjadi seperti Dia (Yesus),sebaiknya dimaknai menjadi seperti Yesus yang historis bukan yang dokmatis.
Joas Adiprasetya
Januari 22, 2010 - 11:02 pmThanks untuk pandangannya. Apa yang Anda sampaikan, bahwa Yesus lahir tepat (atau sekitar) hari raya Sukkoth (anda menyebutnya Tabernakel) tentu bisa dan perlu dipertimbangkan, di samping banyak teori lainnya. Sekedar koreksi, bahasa asli yang dipakai bukan tabernakel tapi “eskenosen” (skeno – shekinah – berkemah). Tabernakel adalah terjemahan bahasa Latinnya (tabernaculum).
fr.christo ngasi
Maret 11, 2010 - 9:07 pmsalam dalam kasih Kristus, saya minta bantuan pemahaman akan makna inkarnasi menurut St.Thomas Aquinas?
terima kasih atas bantuan dan budi baiknya.