Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang diharapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak dilihat. (Ibrani 11:1)
Ada sebagian orang Kristen yang berpendapat bahwa dengan iman kita akan mendapatkan semua yang kita inginkan. Kalau kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan maka itu berarti bahwa kita tidak punya iman. Kalau punya iman semua doa kita pasti terkabul.
Tentu saja tidaklah tepat pemahaman semacam itu. Karena tidak setiap keinginan kita pasti akan dikabulkan oleh Allah. Karena iman terkait dengan Allah, sumber segala hal yang baik dan benar, maka iman juga mesti dikaitkan dengan harapan- harapan yang sejalan dengan kehendak Allah. Itulah yang ditegaskan dalam surat Ibrani ini. Ia memang memberi semacam definisi yang sangat umum dan terbuka tentang iman. Untuk memahami apa yang dituliskan tentang iman itu, maka kita perlu memerhatikan tokoh-tokoh iman yang dijadikan contoh yaitu Habel, Henokh, Nuh, dan Abraham. Ciri dari semua tokoh tersebut adalah bahwa mereka selalu mencari dan menaati kehendak Allah dalam kehidupannya, sehingga harapan-harapan yang tersimpan dalam diri mereka pastilah harapan-harapan yang sejalan dengan kehendak Allah juga.
Setiap orang yang memelihara dan membangun kehidupan iman yang benar akan mafhum bahwa iman tidak bisa dipakai untuk hal-hal yang sembarangan. Iman adalah sikap percaya kepada Allah dan komitmen untuk taat kepada-Nya. Maka orang beriman akan percaya bahwa setiap harapan yang sejalan dengan kehendak Allah pasti akan dikabulkan oleh Allah. [Pdt. Mungki A. Sasmita]
DOA:
Ingatkan kami untuk selalu membangun iman yang benar ya Tuhan, supaya harapan kami juga selaras dengan kehendak-Mu. Amin.
Ayat Pendukung: Kej. 22:1-19; Mzm. 105:1-11, 37-45; Ibr. 11:1-3, 13-19
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.