Imam yang Berbelarasa

Ibrani 4: 14-5:4

1 Komentar 109 Views

Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita. Sebaliknya sama seperti kita, la telah dicobai dalam segala hal…(Ibr. 4: 15)

Setiap orang, siapa pun dia, dalam situasi yang sulit, selalu membutuhkan bahu orang lain untuk bersandar. Kita yang terbungkam pasti ingin didengarkan. Kita yang disalahpahami selalu membutuhkan pengertian. Artinya, kita mendambakan kehadiran orang lain yang mampu berbelarasa dengan situasi kita.

Yesus Kristus adalah Sang Imam Besar yang penuh belarasa dengan situasi manusia yang menderita. Sebab, Ia bukanlah Imam yang mempersembahkan hewan kurban, melainkan Imam yang mempersembahkan diri sendiri sebagai kurban tebusan. Ia merasakan luka dan derita manusia. Ia dicaci dan dihina. Ia masuk sampai pada kedalaman terdalam derita manusia, yakni kematian. Semua Ia lakukan dengan dan karena cinta. Ia rela menderita dan mati, supaya manusia memperoleh kembali kehidupan yang berarti. Penulis surat Ibrani menuliskan hal ini kepada jemaat supaya mereka tidak putus asa, sekalipun masalah selalu datang silih berganti. Kristus bukan hanya menyertai mereka dalam kesukaran, tetapi Ia sudah menebus mereka.

Dengan menyadari dan memegang teguh iman kepada Sang Imam Besar yang berbelarasa, maka kita dapat datang kapan saja kepada Dia untuk mengadu. Ia dengan setia akan mendengarkan keluh kesah kita, tanpa sedikit pun menyela. Dengan pengurbanan-Nya yang seperti itu, maka Ia tentu akan membuka tangan dan merengkuh kita. Maka, baiklah kita juga dapat membuka tangan untuk merangkul sesama yang rapuh. [Pdt. Hariman Pattianakotta]

REFLEKSI:
Kita bersyukur, Kristus Sang Imam Besar berbelarasa bagi kita. Ia merasakan pergumulan kita, Ia mendengarkan kita. Karena itu kita dipanggil juga berbelarasa kepada yang lain.

Ayat Pendukung: Kel. 30:1-10; Mzm.51:1-12; Ibr. 4:14-5:4
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.

1 Comment

  1. Trosno

    Terima kasih renungan hari ini menyemangati utk berbela rasa begi yg rapuh karena kita sdh beroleh belarasa dari Kristus

Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.

Arsip kategori Renungan Harian
  • Like Father, Like Son
    Daniel 5:13-31
    Tetapi, Tuanku Belsyazar, anaknya, tidak merendahkan diri walaupun Tuanku mengetahui semuanya ini. (Daniel 5:22) “Like father, like son” adalah...
  • Mabuk Lahirkan Laknat
    Daniel 5:1-12
    Dalam keadaan mabuk anggur, Belsyazar menitahkan orang membawa peralatan emas dan perakyang telah diambil oleh Nebukadnezar, ayahnya, dari dalam...
  • Bahagia Tidak Sembunyikan Dosa
    Mazmur 32
    Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi! (Mazmur 32:1) Suami Ibu Aya berbohong kepada istrinya ketika menjawab pertanyaan:...
  • Makin Lama Makin Kuat

    Warning: Trying to access array offset on null in /home2/gkipi/public_html/wp-content/themes/passion-gkipi/layouts/archive-single.php on line 40
    Mereka berjalan makin lama makin kuat, hendak menghadap Allah di Sion. (Mazmur 84:8) Pelari sprint, estafet, dan maraton memiliki...
  • Pulang Dengan Dibenarkan Allah
    Lukas 18:9-14
    Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah sedangkan orang lain itu tidak….(Lukas 18:14)...