Sungguh, alangkah baik dan indahnya, apabila saudara-saudara berdiam bersama dengan rukun! (Mzm. 133:1b)
Sebuah gereja di kota besar mengalami pertumbuhan jemaat yang cukup pesat. Gereja ini memiliki iklim persahabatan yang hangat. Setiap orang baru, yang hadir mengikuti persekutuan, apakah itu Kebaktian Minggu atau kegiatan lainnya, selalu disambut dengan ramah, diajak bicara, dan secara rutin disapa lewat aplikasi chat. Suasana yang hangat itu, menjadi kesaksian beberapa warga jemaat kepada keluarga mereka, sehingga ada keluarga mereka yang tertarik untuk mengikuti persekutuan di gereja tersebut.
Iklim persahabatan yang seperti itu telah dinasihatkan oleh penggubah Mazmur. Mazmur ini tergolong mazmur ziarah. Mazmur ziarah biasanya dinyanyikan oleh orang Israel saat mereka pergi ke Yerusalem untuk beribadah di Bait Allah. Dalam perziarahan tersebut, mereka bisa menghadapi aneka kesulitan: tantangan alam, gerombolan perampok, dan sebagainya. Namun dengan persaudaraan yang rukun di antara para peziarah, misalnya dengan saling tolong-menolong, menjadikan perziarahan yang berat itu terasa ringan.
Sebagai bagian dari suatu gereja, kita punya tanggung jawab untuk mengupayakan hadirnya iklim persahabatan dalam kehidupan persekutuan. Sebuah gereja dengan gedung yang megah, tidak akan ada artinya, jika suasana yang ada di dalamnya penuh konflik dan permusuhan. Sebaliknya, gedung gereja yang biasa, bisa menjadi “megah” karena iklim yang sehat di dalamnya. [Pdt. Natanael Setiadi]
DOA:
Tuhan, mampukan saya untuk dapat berkontribusi positif bagi hadirnya iklim persahabatan di gereja. Amin.
Ayat Pendukung: Dan. 2:24-49; Mzm. 133; Yoh. 12:44-50
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.