Seorang ibu berdoa kepada Tuhan agar seseorang dapat membantu dia mengantar anaknya ke dokter besok pagi. Dipagi hari, setelah ia merapikan anaknya, seorang pemuda di sebelah rumah akhirnya bersedia mengantar sang anak ke dokter. Di tengah perjalanan, anak itu bertanya kepada pemuda tadi, “Apakah kau seorang malaikat?” Jawab pemuda itu, “Bukan! Mengapa kau bertanya demikian?” Anak itu menjawab, “Karena semalam ibuku berdoa agar malaikat Tuhan datang dan mengantarku ke dokter. Aku pikir kau adalah malaikat yang dikirim Tuhan untukku!”
Setiap kita sebagai pengikut Kristus, dapat menjadi malaikat setidaknya buat 1 orang setiap harinya. Mungkin kita “hanya” melakukan tindakan sederhana. Namun hal itu menjadi titik terang buat seseorang, hasil dari pergumulan dan doanya kepada Tuhan.
Menjadi terang dan garam dunia, tidak harus melakukan hal besar sehingga banyak orang bertepuk tangan kepada kita. Identitas seorang murid tidak ditentukan dari berapa banyak orang yang memuji karyanya, tetapi di satu sisi, dari kesungguhan hati sang murid memperkenalkan Kristus di dalamnya. Di sisi lain, identitas seorang murid Kristus dirasakan oleh orang yang mencicipinya. Apakah perasaan orang-orang yang ada di sekitar kita saat kita berada di dekat mereka? Marah, kecewa, curiga atau penuh damai sejahtera? Guna seorang murid Kristus adalah membuat dunia merasakan Kristus. Kristus yang “asin”, Kristus yang membuat mereka “silau” akan kebenaran.
Pertanyaan Refleksi:
Sudahkah kita menjadi murid Kristus?
Apakah hidup kita sudah menunjukkan identitas seorang murid Kristus?
[Riajos]
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.