Sang Hamba, hidup dalam ketegangan. Dipuja dan dihina, dipuji dan dimaki. Sang Hamba, tak tinggi hati ketika dipuji, tak kecil hati ketika dimaki. Sang Hamba, memasuki Yerusalem, menyongsong salib-Nya.
Ia disambut pujian, namun tak lama kemudian cercaan: “Salibkan Dia!”
Sang Hamba, hidup dalam ketaatan, walau salib resikonya.
Sang Hamba, hidup dalam kerendahan demi menggapai sesama. Sang Hamba, naik keledai meski Dia Raja.
Ia memberi semangat yang lesu, menghibur yang berduka
Sang Hamba, Sang Manusia itu, teladan kemanusiawian kita. Ia memberi diri buat kita, agar kita hidup dengan hati seorang hamba. Sang Hamba, pada satu kali pernah berkata: “Siapa yang mengikut Aku, harus memikul salib-Nya”
Siapkah kita mengikut teladan-Nya?
Hidup dengan hati seorang hamba?
Taat meski salib resikonya?
Rendah hati demi menggapai sesama?
RDj.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.