Aku akan memberikan mereka hati yang lain dan menaruh roh yang baru di dalam batin mereka. (Yehezkiel 11:19a)
Hati itu bukan sekadar organ vital yang ada di tubuh manusia. Hati itu kesadaran. Hati adalah akal budi, pikiran. Bahkan, hati merupakan pusat kehidupan di dalam diri manusia. Lebih jauh, hati adalah tempat di mana Roh Tuhan mau tinggal. Inilah arti dan makna sejati dari hati yang dipakai di dalam Alkitab.
Ketika umat Israel membangkang terhadap Allah dan para pemimpinnya hidup dalam kejahatan yang dilakukan dengan sadar, Allah tidak hanya mengizinkan bangsa ini terbuang. Allah tidak hanya menghukum mereka dengan keadilan-Nya. Namun, Allah juga menyatakan kasih-Nya yang memulihkan. Yehezkiel mencatat bahwa Allah akan memberikan kepada mereka hati yang lain atau hati yang baru. Allah membangkitkan kesadaran baru dengan menaruh roh di dalam batin mereka, supaya mereka bertobat, dipulihkan, dan dibarui. Artinya, Allah memang membenci kejahatan, tetapi Allah juga mengasihi orang berdosa. Dan pembaruan hidup orang berdosa harus dimulai dari intinya, dari hati atau kesadaran. Allah selalu siap memberikan hati yang baru.
Persoalannya adalah apakah kita mau terbuka pada Roh Tuhan yang bekerja membarui hati kita. Sebagai manusia, kita tidak dijadikan seperti robot. Allah memberikan kepada kita hati, yang dengannya kita bisa mempertimbangkan hal-hal yang benar dan salah, ataupun yang baik dan buruk. Sejahat apa pun manusia, Allah memberikan kesadaran, yang menjadi penerang untuk membawa kita pulang kepada kebenaran-Nya. [Pdt. Hariman A. Pattianakotta]
REFLEKSI:
Jaga dan baruilah hati, sebab dari situlah terpancar kehidupan dan pertumbuhan ke arah yang lebih baik.
Ayat Pendukung: Yeh. 11:1-25; Mzm. 23; Why. 5:1-1
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.