Di tengah sebuah relasi yang sedang begitu indah dialami, sebuah pertanyaan bisa mengusik bahkan mencederai keasyikan relasi itu: “Apakah motivasimu yang sebenarnya memasuki relasi ini…?” Itulah juga sebenarnya yang ditanyakan Yesus kepada kita di tengah relasi dengan Yesus, yang kita rasakan begitu indah. Mengapa?
Yesus tidak menghendaki keputusan yang impulsif, emosional, bahkan intuitif saja. Tentu spontanitas dan semangat mengikut Tuhan adalah sesuatu yang indah, terlebih bila diuntai dalam “kesaksian” yang terkadang amat impresif. IA juga tidak menghendaki keputusan yang didasarkan semata-mata pada manfaat atau keuntungan mengikut Tuhan, walau tentu saja hidup di dalam Tuhan adalah keadaan yang tak terlukiskan. Karena Yesus bukan sekadar mencari pengikut, yang impulsif atau musiman, yang sekarang berkobar-kobar dan besok memudar. Yesus menginginkan murid-murid.
Yesus mencari murid-murid yang dikehendaki-Nya menjadi orang-orang yang menerapkan dan meneruskan keteladanan-Nya dalam hidup mereka. Meminjam istilah Martin Luther, menjadi “kristus-kristus kecil” dalam karya penyelamatan Kristus. Untuk itu seorang murid selain berkobar-kobar harus juga rasional. Ia musti tahu apa harga yang harus dibayarnya menjadi murid Kristus, dan siap untuk melunasinya…!
Bagaimana dengan kita? Sekadar pengikut Kristus yang impulsif atau musiman, ataukah sungguh-sungguh murid-murid-Nya?
PWS
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.