Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya itu akan menjadi usang, seperti pakaian … tetapi Engkau tetap sama …. (Mzm. 102:27-28)
Berlian dilihat sebagai lambang keabadian. Itu sebabnya banyak pasangan yang menikah menjadikan berlian sebagai lambang keabadian cinta mereka. Benarkah ada sesuatu yang abadi di dunia ini?
Pemazmur menyaksikan bahwa semua yang di dunia ini, tidak akan tetap ada dan tidak akan tetap sama. Semuanya akan berubah, tidak ada yang abadi, termasuk kesusahan dan penderitaan. Tidak ada orang kuat yang akan tetap kuat dan tidak ada juga orang yang menderita, yang akan tetap menderita. Segala sesuatu dalam dunia ini hanya sementara. Dalam kesengsaraan, pemazmur melihat kerapuhan dirinya, begitu lemah dan lesu, layu seperti rumput. Dalam kerapuhannya, pemazmur menyadari akan keberadaan Allah. Allah yang tetap bersemayam untuk selama-lamanya, yang akan tetap ada ketika yang lain binasa. Allah yang akan tetap sama, tidak usang dan tidak akan berubah. Kepada Allah yang kekal inilah, pemazmur berseru minta tolong dalam kerapuhannya. Ia percaya bahwa belas kasih dan kesetiaan Tuhan tidak akan berubah. Ia percaya Tuhan akan kembali memulihkan keadaan Sion pada waktunya. Jika tidak kepadanya, paling tidak pemazmur yakin bahwa kemurahan Tuhan akan dinyatakan kepada anak-anak dan keturunannya.
Ketika semua yang lain akan berubah dan tiada, hanya Tuhan yang tetap ada dan sama. Dialah sandaran dan pengharapan kita yang teguh, tepercaya! [Pdt. Lie Nah]
DOA:
Dalam kerapuhan kami, kami berseru kasihanilah kami ya Tuhan, Allah yang tetap ada dan tak berubah. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 102:13-29; Ayb. 6:1-13; Mrk. 3:7-12
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
1 Comment
Marthen
Februari 10, 2021 - 6:22 amRenungan yang pendek, memuat pesan yang dalam. Narasi yang runtun, enak dibaca, perlu diketahui, bermakna, memberi pelajaran, berkarakter. Salam