Kita amat terbiasa dengan kenyamanan yang kita miliki. Kehilangan kenyamanan biasanya menimbulkan reaksi protes dan mempertahankan diri. Kecenderungan kenyamanan membuat kita enggan mencoba yang baru atau kemungkinan lain. Begini saja bisa, mengapa harus diubah? Padahal perubahan adalah kepastian dalam hidup. Segala sesuatu berubah entah menjadi lebih baik atau menjadi lebih sulit.
Janji Tuhan kepada Abram, engkau akan menjadi berkat. Suatu tujuan hidup yang mulia. Memberi diri bukan saja diberkati tetapi menjadi berkat bagi kehidupan. Kemauan kita menjadi berkat harus diikuti dengan kemauan untuk kehilangan kenyamanan. Itulah yang dialami Abram di usia 75 tahun, bukan usia yang muda. Ia mendapat berkat untuk membagikannya yang pada akhirnya bersumber untuk kemuliaan Allah. Untuk itu ia harus meninggalkan keluarganya, tempat yang memberikan kenyamanan dan perlindungan selama ini. Kitab Kejadian menuliskan Abram melakukan seperti yang diperintahkan kepadanya. Kemauan untuk menjadi berkat diikuti dengan sikap ketaatan melakukan kehendak Allah.
Kita tentu sangat berharap diberkati, namun hidup yang diberkati adalah hidup yang bersedia memberkati. Mari kita mengarahkan hidup kita untuk menjadi berkat, kemauan yang diikuti dengan kesediaan kita melepas kenyamanan dan setia pada kehendak Allah. Inilah proses hidup perziarahan iman bersama dengan Allah
dva
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.