Sebab, Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama iagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus. (Kisah Para Rasul 1:5)
Dalam tradisi kita sebagai orang Kristen, praktik baptisan menjadi ritus inisiasi yang wajib kita lakukan. Bukan dengan keterpaksaan, melainkan dengan kesadaran bahwa melalui ritus itu kita dimasukkan ke dalam ikatan persekutuan dengan Allah Trinitas dan kita menjadi anak-anak serta utusan-utusan-Nya.
Dalam catatan Lukas, sebagaimana yang terbaca di Kisah Para Rasul, kepada Teofilus, Sang Tabib ini mengingatkan bahwa Yohanes membaptis dengan air, tetapi nanti para murid Yesus akan dibaptis dengan Roh Kudus. Baptisan air adalah tanda yang menunjuk pada baptisan Roh Kudus. Baptisan Roh Kudus menjadi esensial sebab Roh Kuduslah yang menyatukan kita ke dalam persekutuan dengan Bapa dan Yesus Kristus. Roh Kudus jugalah yang memberikan kuasa kepada para murid untuk bersaksi dengan berbagai karunia. Roh Kudus berkarya untuk mewujudkan Kerajaan Allah di dunia. Karena itu, Yesus meminta para murid untuk menantikan Roh Kudus itu datang dan mereka akan menerima kuasa sebagai saksi dan anak-anak Bapa.
Saat ini kita melakukan ritus baptisan air dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Melalui ritus ini, sesungguhnya kita memperoleh kehidupan yang baru sebagai anak-anak Allah dan kita akan terus dituntun oleh Roh Kudus untuk hidup sebagai utusan-Nya. Karena itu, setelah dibaptis, kita terus diajar dan dididik supaya hidup menurut firman dan teladan Yesus Kristus sehingga melalui kita orang dapat melihat dan mengenal Kristus. [Pdt. Hariman A. Pattianakotta]
REFLEKSI:
Baptisan bukanlah sekadar ritual. Apinya harus terus menyala, yaitu hidup sebagai anak-anak dan saksi-saksi Tuhan di dalam kehidupan.
Ayat Pendukung: Mzm. 93; Kis. 1:1-11, Ef. 1:15-23; Luk. 24:44-53
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.