“Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira ….” (Luk. 15:5)
Domba tidak selalu mengikuti arahan gembalanya. Bisa jadi karena melihat sesuatu yang lebih menarik, ingin bermain- main, mendengar suara lain yang membuatnya teralih, atau kehilangan fokus pada suara gembala yang menuntunnya. Ia lalu berjalan entah ke mana, sampai keluar dari perlindungan sang gembala dan menjauh dari kawanannya. Jadilah dia domba yang tersesat.
Tapi, gembala yang baik tak akan membiarkan dombanya tersesat. Sang gembala akan ‘pergi mencari domba yang sesat itu sampai ia menemukannya.’ Setelah menemukannya, gembala akan menggendong domba itu di bahunya untuk memastikan domba akan pulang dengan selamat. Dalam perumpamaan ini, Tuhan Yesus menyatakan bahwa Ia datang ke dalam dunia untuk mencari “domba yang tersesat.” Tuhan menggendong pulang domba yang tersesat, dengan cara mendekatkan domba yang tersesat dengan diri-Nya, berada dalam gendongan-Nya, dekat dengan suara-Nya.
Sebagai domba-domba milik Tuhan, ada banyak hal yang dapat membuat kita tersesat. Kita silau akan godaan dunia, lupa mendengarkan suara Sang Gembala, atau asyik bermain- main dengan sesuatu yang membuat kita jauh dari Tuhan. Syukur kepada Tuhan, Ia bersedia mencari kita domba yang tersesat. Tuhan pun membuat kita menjadi dekat dengan-Nya, mengenal kembali suara-Nya, merasakan perlindungan-Nya sehingga kita dapat pulang dengan selamat. [Pdt. Novita Sutanto]
REFLEKSI:
Tuhan mencari dan menggendong kita pulang dengan selamat.
Ayat Pendukung: Mzm. 32; Yeh. 34:1-16; Luk. 15:1-7
Bahan: Wasiat, renungan keluarga
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.